
UNGARANNEWS.COM. SLEMAN- Kegiatan susur sungai dalam ekstrakurikuler pramuka di SMPN 1 Turi, Sleman memakan korban jiwa. Kepala SMPN 1 Turi, Tutik Nurdiana akhirnya buka suara.
“Jujur saya tidak tahu ada program susur sungai yang dilakukan Jumat (21/2) itu. Mereka tidak matur (bilang),” kata Tutik saat ditemui wartawan di SMPN 1 Turi, Sabtu (22/2/2020).
Namun sepengetahuan Tutik, kegiatan susur sungai dalam ekstrakurikuler pramuka di sekolahnya itu sudah rutin dilakukan setiap semester. Menurutnya, siswa yang mengikuti susur sungai maupun pembina pramuka sudah paham betul dengan kondisi medan.
“Kemudian kemarin itu ada program susur sungai. Jadi itu kegiatan rutin di pramuka. Bagi kami karena siswa kebanyakan anak Turi dan mereka familiar dengan wilayah Turi, jadi itu seperti bukan hal yang khusus,” ujarnya seperti dilansir dari detikcom.
Pakar Manajemen Sungai UGM Agus Maryono menyesalkan kegiatan susur sungai dilakukan anak-anak, terlebih lagi pada saat musim hujan. Ia menyebut tewasnya 10 siswa SMPN 1 Turi Sleman di Sungai Sempor adalah hal konyol.
Menurut pakar dari Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut, peristiwa itu menjadi preseden buruk bagi kegiatan susur sungai. Pasalnya, kegiatan dilakoni tanpa mempertimbangkan banyak hal.
Kata Agus, kegiatan susur sungai ada standarnya. Misalnya, tidak boleh dilakukan anak hingga remaja. Yang boleh hanya kalangan profesional seperti TNI atau anggota Mapala.
Selain itu susur sungai tidak dilakukan di dalam area sungai, tetapi hanya memantau di luar sungai kemudian melakukan penanganan ketika ada sesuatu yang perlu menjadi catatan. Sepertinya ditemukan sampah atau kayu yang mencemari sungai.
“Pelaksanaan harus dilakukan di musim kemarau. Jika ada yang ingin melakukan di musim hujan, harus dilakukan oleh kalangan profesional. Selain itu harus dilengkapi dengan berbagai peralatan seperti helm dan pelampung, serta berbagai alat lapangan lainnya,” tandasnya.
Sementara itu, satu persatu korban susur Sungai Sempor, Donokerto, Turi, Sleman mulai ditemukan dan diidentifikasi.
Dari 10 korban yang sebelumnya dalam pencarian, 8 korban sudah diidentifikasi nama serta alamatnya. 1 korban lainnya masih dalam proses identifikasi, sedangkan 1 korban lainnya saat ini masih dalam proses pengangkatan. (dbs/tm)