Tim SAR gabungan melakukan pencarian siswa SMP 1 Turi Sleman yang hilang saat susur sungai Sempor. FOTO:IST/MEDCOM

UNGARANNEWS.COM. SLEMAN- Dua siswa SMPN 1 Turi Sleman yang dinyatakan hilang di sungai Sempor berhasil ditemukan Tim SAR gabungan dalam keadaan meninggal, Sabtu (22/2/2020) siang.

Kedua korban merupakan peserta mengikuti kegiatan Pramuka susur sungai Sempor. Jumlan korban meninggal yang telah ditemukan saat ini berjumlah 9 siswa, dan satu korban lagi yang masih belum ditemukan.

Kronologi penemuan korban diuraikan koordinator Humas Basarnas Yogyakarta, Pipit Eriyanto, Sabtu (22/2/2020), ditemukan sekitar pukul 10.15 WIB dalam lanjutan pencarian korban susur sungai.

Korban yang ditemukan itu berjenis kelamin perempuan. Tim SAR menemukan korban di daerah DAM Lengkong.

“Jadi total yang sudah ditemukan sembilan orang, dan satu masih dalam pencarian,” ungkapnya.

Kabid Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Makwan menuturkan, korban saat ini langsung dibawa ke Puskesmas Turi.

“Menuju Puskesmas Turi untuk dilakukan identifikasi,” bebernya. Tim SAR gabungan sampai saat ini masih terus melakukan proses pencarian terhadap satu korban lagi. Jarak pencarian dilakukan dengan menyusur sungai.

“Kira-kira tim pencarian jaraknya sekitar 6-7 km dari titik awal kejadian,” ungkapnya.

Kepolisian DI Yogyakarta memastikan tak akan tinggal diam atas tragedi sungai Sempor yang telah menewaskan tujuh siswa SMPN 1 Turi pada Jumat (21/2/2020). Ratusan siswa yang melakukan kegiatan susur sungai itu hanyut.

Polisi akan bergerak mengusut kasus itu dan mengetahui siapa pihak bertanggungjawab atas musibah tersebut.

“Tentu akan kami lakukan pemeriksaan siapa yang harus bertanggungjawab akan peristiwa ini,” ujar Juru bicara Polda DIY Komisaris Besar Yuliyanto, Sabtu (22/2/2020).

Yuliyanto mengatakan polisi akan mulai melakukan pemeriksaan secara bertahap guna mendalami kasus itu. Dimulai dari pemeriksaan aturan-aturan dalam kegiatan Pramuka yang dinilai beresiko itu.

Mengingat kegiatan berbahaya itu dilakukan saat musim penghujan dengan mengambil lokasi di sungai yang merupakan anak Kali Bedog, salah satu sungai berhulu Gunung Merapi yang rawan banjir.

“Kami juga sedang dalami itu (kegiatan beresiko) sehingga nantinya penyidik bisa menentukan pihak yang akan bertanggungjawab,” kata Yuliyanto seperti dirilis dari Tempo.Co.

Dari data terakhir BPBD Yogyakarta sampai Sabtu pagi pukul 04.20, total ada 249 siswa yang ikut dalam kegiatan susur sungai itu. Mereka terdiri dari kelas VII sebanyak 124 siswa dan kelas VII sebanyak 125 siswa.

Dari jumlah itu, siswa yang terkonfirmasi selamat ada 216 siswa, menderita luka luka 23 siswa, dan meninggal tujuh siswa. Adapun siswa yang masih hilang 2 siswa ditemukan hari ini, dan 1 siswa belum ditemukan. (dbs/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here