UNGARANNEWS.COM. UNGARAN TIMUR- Insiden penolakan pemakaman jenazah perawat tertular Covid-19 di Sewakul, Kelurahan Bandarjo, Ungaran Barat disayangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah.
Solidaritas ditunjukkan para perawat dari berbagai daerah melalui media sosial maupun dengan menggelar aksi menyampaikan asipirasi melalui poster dan spanduk.
Ketua DPW PPNI Provinsi Jawa Tengah, Edy Wuryanto di Ungaran, Jumat (10/4/2020) kemarin, mengakui peristiwa tersebut sangat melukai hati para perawat, karena perawat berada di garda terdepan dalam menangani pasien Covid-19. Dia mengajak masyarakat mengedepankan akal sehat dalam melawan virus Corona.
Ketua DPRD Kabupaten Semarang Bondan Marutohening menyampaikan ungkapan keprihatinan atas kejadian dilakukan sekelompok warga tersebut. Dia menyatakan memberikan dukungan kepada perawat dan tenaga medis agar tetap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Jasa perawat diakui Bondan, sangat besar dan akan selalu diingat masyarakat. Pihaknya mengapreasi apa yang sudah dikerjakan meski penuh risiko bagi keselamatan mereka.
“Kepada perawat dan tenaga medis khususnya di RSUD Ambarawa dan RSUD Ungaran, juga di seluruh fasilitas kesehatan di Kabupaten Semarang, kami sungguh terharu dan sangat bangga apa yang saudara-saudara lakukan dalam penanganan pasien terjangkit virus corona,” ujarnya melalui unggahan video di akun media sosial miliknya ditujukan kepada para perawat dan tenaga medis, dilansir UNGARANNEWS.COM, Sabtu (11/4/2020).
Menurut Bondan, tugas perawat sangat berat dan tidak semua orang mau melakukan, merawat yang sakit dengan mempertaruhkan keselamatan jiwanya dengan penuh keikhlasan dan ketulusan.
“Hidup selalu didedikasikan kepada siapa saja yang sakit. Profesi ini tidak semua ingin menekuni, terlebih di tengah pandemi Covid-19 saat ini,” ungkapnya.
Bondan berharap di balik kerja keras perawat agar semua tetap menjaga kesehatan. Dia memaklumi kondisi mereka yang capek dan lelah, terlebih lagi harus bekerja dengan keterbatasan alat pelindung diri (APD). Keterbatasan alat kesehatan, dan keterbatasan ruangan perawatan yang tersedia.
“Tetapi tidak mengurangi spirit dan semangat melakukan tugas yang mulia ini. Tetap jaga kesehatan istirahat yang cukup dan mengkonsumsi asupan bergizi. Jaga kesehatan, jaga semangat kemanusiaan. Saya yakin Allah akan memberikan perlindungan dan keselamatan,” ujarnya.
Diketahui, saat kejadian penolakan sekelompok warga Sewakul ia bersama Wakil Bupati Semarang H Ngesti Nugraha berada di lokasi memberi pemahaman terkait penanganan jenazah Covid-19, dan memohon sangat kepada Ketua RT setempat, namun mereka tetap menolak.
Dukungan kejadian mengiris rasa kemanusiaan tersebut juga datang dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Ia mengungkapkan teriris hatinya tatkala mendengar peristiwa penolakan pemakaman jenazah seorang perawat RSUD dr Kariadi terjangkit Covid-19.
Penolakan tersebut dilakukan oleh sekelompok warga di daerah Sewakul, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang pada Kamis (9/4/202).
Ganjar mengaku terkejut dengan peristiwa tersebut, terlebih saat mengetahui bahwa jenazah yang ditolak pemakamannya itu adalah seorang perawat yang bertugas di RSUP Kariadi Semarang. Dengan sorot mata yang berkaca-kaca, Ganjar pun menyampaikan permintaan maaf.
“Saya mendapatkan laporan yang mengejutkan, peristiwa yang membuat tatu ati (sakit hati). Sekelompok warga Ungaran menolak pemakaman pasien Covid-19. Ini kejadian kesekian kali, dan saya mohon maaf,” kata Ganjar dalam cuplikan video yang diunggah di akun instagram @ganjar_pranowo, Jumat (10/4/2020).
Ganjar tak ingin peristiwa penolakan pemakaman jenazah tersebut kembali terulang. (abi/tm)