Dinding penahan air sungai ambruk berserakan di Desa Sraten akibat diterjang banjir, Jumat (24/4/2020) dini hari. FOTO:UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. TUNTANG- Banjir melanda dua Kecamatan di wilayah Kabupaten Semarang, Jumat (24/4/2020) dini hari lalu masih meninggalkan kengerian dan trauma ratusan warga yang terkena musibah ini.

Air mendadak datang dengan deras hingga menyebabkan ratusan rumah di kawasan ini terendam dan mengalami kerusakan. Sedikitnya tiga desa di Kecamatan Tuntang yakni Candirejo, Sraten, dan Rowosari terendam. Sedangkan di Kecamatan Banyubiru paling parah terjadi di Desa Ngrapah.

“Ngeri kalau ingat kejadian banjir malam itu, air tiba-tiba datang dengan deras. Kami tidak siap mengangkuti barang sudah kedahuluan air masuk ke dalam rumah. Syukur alhamdulillah kita semua selamat,” ujar Edy warga Sraten kepada UNGARANNEWS.COM.

Kepala Desa Sraten Rokhmad mengatakan, penyebab banjir di wilayahnya akibat tanggul sungai Siblado di perbatasan Desa Jombor jebol cukup panjang. Debit air yang tinggi dan deras dengan cepat masuk ke perkampungan.

“Kasihan warga banyak tidak sempat menyelamatkan barang-barangnya. Ada yang sampai kehilangan barang berharga di dalam rumah karena hanyut terbawa banjir,” tuturnya kepada UNGARANNEWS.COM.

Penyebab tanggung jebol, lanjut Rokhmad, diperkirakan karena sungai tidak mampu menampung luapan air hujan. Air sebagian besar berasal dari kawasan Jalan Lingkar Selatan (JLS) Salatiga. Di samping akibat sedimentasi sungai yang cukup tinggi.

“Setelah kejadian kami sudah mengajukan ke BPBD Kabupaten Semarang bantuan eskavator (alat berat, red) untuk menambal tanggul yang jebol. Warga khawatir kalau hujan deras air kembali masuk ke perkampungan,” ujarnya, kemarin.

Diharapkan pascabanjir ada perhatian Pemkab Semarang bersungguh-sungguh mengatasi bencana ini, diantaranya melakukan normalisasi sungai Siblado yang mengalami pendangkalan.

“Tujuan kami meminta bantuan eskavator untuk menambal tanggul dan membersihkan akibat banjir. Juga normalisasi sungai. Kami berharap bantuan datang secepatnya agar warga tidak was-was, takut banjir kembali datang,” harapnya.

Sementara itu, Kepala BPBD Gunawan Wibisono menjelaskan banjir yang melanda wilayah Kecamatan Banyubiru terjadi di Desa Ngrapah. Penyebab banjir akibat tanggul Sungai Galeh yang jebol. Ada delapan titik tanggul yang jebol sepanjang sungai yang melewati Desa Ngrapah itu.

Selain itu, bersaman dengan kejadian juga diterima laporan bencana tanah longsor di Desa Tegaron Banyubiru, Dusun Gedong Desa Tajuk Getasan, Desa Brongkol Jambu dan Pasekan Ambarawa.

Disebutkan, BPBD telah menerjunkan satu unit alat berat untuk membantu membersihkan material longsor dan sampah yang dihanyutkan banjir. (abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here