UNGARANNEWS.COM. TUNTANG- Sedikitnya 20 badan udaha milik desa (Bumdes) di Kabupaten Semarang akan merealisasikan kebutuhan pengadaan bahan bakar minyak (BBM) untuk melayani masyarakat di perdesaan dengan mendirikan Pertamina Desa (Pertades).
Team Site Acquisition (Sitac) Pertades Wilayah Jawa Tengah Suyana HP mengatakan Pertades akan dikelola Bumdes bersama PT Mutiara Teknologi Indonesia (MTI) bekerja sama mitra PT Pertamina. Adanya Pertades masyarakat di seluruh pelosok Kabupaten Semarang tidak akan kesulitan lagi mendapatkan Bahan Bakar Mesin (BBM) dengan harga sesuai standar aturan Pertamina.
“Permintaan Bumdes mendirikan Pertades di desa-desa di Kabupaten Semarang sangat besar. Sudah ada sekitar 20 Bumdes yang mendaftar, namun kita mengerjakan secara tahap. Tahap pertama rencana sebanyak 10 Bumdes,” ujarnya kepada UNGARANNEWS.COM di kantornya PIKK Tuntang, Senin (20/7/2020).
Disebutkan, sebanyak 10 Bumdes yang diantaranya sudah ada yang memulai pembangunan konstruksi bulan ini, diantaranya Desa Tlogo, Desa Delik Kecamatan Tuntang, Desa Batur, Desa Sumogawe Kecamatan Getasan, Desa Truko, Desa Nyemoh Kecamatan Bringin, Desa Kadirejo, Desa Terban Kecamatan Pabelan, Desa Bumen Kecamatan Sumowono, dan Desa Keji Kecamatan Ungaran Barat.
“Pendirian Pertades oleh Bumdes di desa-desa adalah resmi berdasarkan Peraturan BP Migas no.6 Tahun 2015. Ada persyaratan yang harus dipenuhi Bumdes, dan proses perizinan yang harus dipenuhi hingga ke Pertamina,” ujar Suyana.
Dijelaskan, sesuai aturan di setiap kecamatan di Kabupaten hanya diperbolehkan mendirikan 2 unit Pertades yang dikelola Bumdes. Selain itu, lahan yang digunakan mendirikan Pertades harus berada di tanah milik desa (bengkok), dan lokasinya berada di pinggir jalan umum desa.
“Aturan lainnya kita mengutamakan desa-desa yang tidak terjangkau SPBU atau setidaknya berjarak sekitar 6-10 km dari SPBU. Keberadaan Pertades diharapkan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat perdesaan sekaligus memacu upaya mewujudkan desa yang mandiri melalui unit usaha Bumdes,” jelas Suyana.
Disinggung nilai investasi yang dikeluarkan mendirikan unit Pertades, Suyana menjelaskan, nilai unit Pertades sekitar Rp 180 juta dengan pembagian investasi sebesar 50 persen ditanggung Bumdes (bisa melibatkan investor desa setempat, red) dan 50 persen ditanggung PT MTI.
“Pernyertaan modal dengan sistem tersebut cukup memudahkan desa mengelola anggaran Bumdes untuk usaha Pertades, pengadaan awal untuk instalansi dan Pom Bensin akan dibantu PT MTI,” jelasnya lagi.
Keunggulan Pertades dibandingkan usaha pengelolaan BBM di perdesaan, produk yang dijual Pertalite dengan memiliki kualitas Pom tera yang pengujiannya dilakukan berkala layaknya SPBU. Berbeda dengan usaha lain yang mengharuskan Bumdes menjual Pertamax.
“Masyarakat desa tentu keberatan jika dipaksa membeli Pertamax, selisih harganya sekitar Rp 1.000,- dari Pertalite. Solusi masyarakat akan memilih Pertades yang menjual Pertalite,” tambahnya.
Bersamaan pendirian Pertades di Kabupaten Semarang, lanjut Suyana, beberapa Bumdes di Kabupaten Kendal juga sudah menjalin kerja sama dengan PT MTI. Rencana pendirian Pertades di wilayah Kendal akan bersamaan Kabupaten Semarang.
Wilayah Kendal yang sudah menjalin kerja sama, diantaranya Desa Gebang Kecamatan Gemuh, Desa Banjardowo Kecamatan Sukorejo, dan Desa Teguh Kecamatan Boja.
Direktur Operasional PT MTI Imam Anshori mengatakan PT MTI selaku pemprakarsa program ini membuka lebar desa-desa di Jawa Tengah yang memiliki Bumdes untuk menjalin kerja sama pendirian Pertades.
“Ini sudah menjadi komitmen kami dalam upaya mendorong percepatan pembangunan perekonomian di wilayah perdesaan melalui pemberdayaan BUMDes,” tuturnya. (abi/tm)