Balapan liar di jalanan menjadi tren dengan ditonton anak-anak muda berkerumun di pinggir jalan. FOTO:SCREENSHOT/KOMPAS

UNGARANNEWS.COM. SEMARANG- Lepas balapan motor liar mulai menghilang, Pemkot Semarang dipusingkan kemunculan balap lari liar yang mulai marak di jalan raya Kota Semarang. Satpol PP pun membubarkan, tidak tanggung-tanggung, dengan mengerahkan anjing pelacak Belgian.

Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto mengatakan diantara anjing pelacak yang dilibatkan membubarkan massa bernama Lucy. Petugas membubarkan kerumunan penonton dan pelaku balap lari liar.

“Setelah kami mendapat laporan dari masyarakat soal balap lari liar, kami langsung menerjukan tim kami ke lokasi,” ujarnya, Minggu (13/9/2020) seperti dilansir dari detikcom.

Fajar pun mengaku sengaja mengerahkan anjing terlatih K-9 milik Satpol PP untuk membubarkan kerumunan tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kontak fisik di masa pandemi COVID-19.

“Ya kita kan kalau mau menghalau anak-anak itu kan kalau pakai kontak fisik kan gimana, wong sama anak anak kita sendiri. Jadi kalau ada situsasi tertentu kita memang turunkan satu atau dua anjing. Kita punya memang punya unit K-9 yang turun kemarin jenis Belgian (malinois),” jelasnya.

Patroli ini berawal dari video balap lari liar di Jalan Pahlawan, Kota Semarang beredar di media sosial. Peristiwa itu terjadi pada Jumat (11/9) malam dan pindah ke Jalan Ahmad Yani pada Sabtu (12/9/2020) dini hari, namun kala itu balap lari liar itu dibubarkan kepolisian.

Untuk mengantisipasi, Satpol PP Kota Semarang lalu siaga di Jalan Pahlawan. Namun, ternyata para pelari liar dan penontonnya pindah ke dekat GOR Tri Lomba Juang (TLJ). Pembubaran balap lari liar ini dilakukan karena memicu kerumunan dan banyak penonton yang tidak disiplin protokol kesehatan COVID-19.

“Di video itu kan rata-rata tidak bermasker, berkerumun, dan membuat macet,” ujar Fajar.

Fajar pun mengimbau agar warga tertib protokol kesehatan COVID-19. Terlebih jumlah kasus COVID-19 di Kota Semarang juga makin meningkat.

“Intinya janganlah ada kerumunan, kalau mau viral tidak seperti itu, Corona ini belum tahu kapan berakhirnya,” pinta pria yang pernah terpapar virus Corona itu.

Dia menambahkan para warga yang bandel tidak disiplin protokol COVID-19 juga disanksi. Tak hanya membubarkan kerumunan, pihaknya juga menggelar operasi yustisi masker. Mereka disanksi push up hingga menyanyi lagu nasional Indonesia Raya.

Salah seorang warga Semarang, Via yang melintas di TLJ pun mengaku resah dengan kerumunan massa itu. Via menyebut kerumunan balap lari liar itu juga menganggu pengguna jalan lainnya.

“Sekitar jam 22.00 di sana. Seru, tapi bahaya karena mengganggu pengguna jalan. Bahaya juga ada kerumunan,” kata Via.

Untuk diketahui, sebelum di Semarang, aksi balap lari liar ada di Bekasi, Cipondoh dan Ciledug, Tangerang, aksi serupa terjadi di daerah Kembangan, Jakarta Barat. Bahkan bulan lalu sebenarnya sudah dilakukan di Pematangsiantar, Sumatera Utara.

Kegiatan ini juga mendapatkan sorotan dari Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI). Sekjen PASI, Tigor Tanjung menilai, dari kaca mata olahraga, balap lari liar ini akan menjadi positif jika dikemas dengan cara yang terorganisir.

Sebanya, bukan tidak mungkin akan banyak bermunculan talenta-talenta muda pelari Indonesia dari kegiatan ini.”Mungkin kalau mau lihat peluang itu disalurkan ke lomba sesungguhnya. Bisa jadi potensi kalau diarahakan,” kata Tigor.

“Kalau mau berlomba, kalau motifnya ingin prestasi bisa digantikan event dengan berhadiah uang. Sehingga tidak ada unsur pertaruhan, dan lomba dilakukan di lintasan yang benar, bukan di jalanan umum,” tandasnya. (dtc/dbs/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here