Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi dan Bupati Kudus HM Hartopo saat rapat koordinasi Polda Jateng, Pangdam IV Diponegoro, dan Forkopimda Kudus di aula Parama Satwika Polres Kudus, Kamis (27/05/2021). FOTO:HUMAS/IST/UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. KUDUS- Kasus aktif Covid-19 di Kabupaten Kudus cukup fantastis, melonjak tajam sejak lebaran kemarin, hingga Kamis (27/5/2021) tercatat sebanyak 806 orang dinyatakan positif Corona.

Data dihimpun UNGARANNEWS.COM menyebutkan salah satu desa di Kudus dengan jumlah kasus positif terbanyak di Desa Jepang di Kecamatan Mejobo. Terdapat 146 warganya positif Covid-19, mereka dirawat di rumah sakit dan sebagian melakukan isolasi mandiri.

Upaya memutus mata rantai penyebaran virus Corona Desa Jepang telah lockdown, begitu juga 5 desa lain yang terdapat warga positif dengan jumlah banyak, turut menerapkan lockdown.

Kelima desa tersebut Desa Jati Wetan, Janggalan, Payaman, Kerjasan dan Panjunan. Total ada 6 desa di Kabupaten Kudus lockdown.

Koordinasi upaya penanganan kasus Covid-19 di Kudus dilakukan Polda Jateng dan Pangdam IV Diponegoro bersama jajaran dan Forkopimda Kudus di aula Parama Satwika Polres Kudus, Kamis (27/05/2021).

Kapolda Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi meminta jajaran Forkopimda bertindak cepat dengan mengarahkan anggotanya membentuk kompi/peleton Siaga Gabungan TNI-Polri, tenaga kesehatan, Satpol PP, sebagai power hand yang siap digerakkan kapan pun.

“Khususnya kampung zona merah silakan bentuk kompi/peleton petugas gabungan. Warga yang dinyatakan positif dan melakukan isolasi mandiri agar tetap menjaga kesehatan diri sendiri jangan keluar rumah,” tegasnya dalam rapat, Kamis (27/5/2021).

Pihaknya menekankan kepada Bupati dan jajaran, serta unsur Forkopimda Kudus lebih memperketat pengawasan protokol kesehatan (prokes) dengan cara membentuk kompi siaga.

“Perketat pengawasan prokes di masyarakat, kita harus tegas dalam mensikapi ini, bentuk kompi siaga yang terdiri dari TNI/Polri, Pol PP, dan unsur lainya untuk mengubah budaya masyarakat. Mohon ditindaknlanjuti sampai dengan tingkat Muspika,” pintanya.

Kapolda juga meminta PPKM Mikro agar benar-benar dimanfaatkan sebagai basis deteksi dini. Pihaknya juga menginginkan pengawasan dan perhatian bagi warga yang isolasi mandiri.

“Optimalkan PPKM Mikro sebagai basis deteksi dini, Babinsa/Babinkamtibmas juga harus turut melakukan pengawasan kepada warga yang melakukan isolasi mandiri agar tidak seenaknya keluyuran saat menjalani isolasi,” tegasnya.

Pangdam IV Diponegoro Mayjen Rudianto memberikan apresiasi atas langkah yang telah dilakukan oleh Pemkab Kudus dan unsur Forkopimda, pihaknya menekankan unsur TNI/Polri selalu aktif menyampaikan edukasi kepada masyarakat bahwa covid-19 itu nyata, baik melalui data maupun selebaran dengan cara door to door kepada masyarakat.

“Apresiasi atas kerjasama yang telah dilakukan oleh Pemkab Kudus dan unsur Forkopimda dalam penanganan kasus ini, Saya juga berharap unsur TNI/Polri melalui Babinsa/Babinkamtibmas untuk aktif mengedukasi masyarakat melalui selebaran tentang imbauan dan data mengenai kasus covid-19 saat ini,” ujarnya.

Selain itu, Pangdam juga mengingatkan kewaspadaan terhadap wisata religi, menurutnya langkah yang dilakukan Pemkab telah tepat dalam pembatasan wisata religi.

“Waspadai aktivitas wisata religi, langkah yang dilakukan Pemkab sudah baik namun perlu diperketat lagi. Harus tegas, tidak ada kompromi tentang penutupan wisata religi selama 2 minggu kedepan,” tegasnya. (dbs/hms/abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here