
UNGARANNEWS.COM. TENGARAN- Selama tiga hari dua malam tersesat di puncak Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang, 3 orang peziarah mengalami banyak kejadian mistis. Tidak hanya kondisi fisik dirasakan mulai semakin melemah, psikis juga terganggu adanya kejadian-kejadian aneh tersebut.
Mindiyanah (37) warga Desa Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, mencerita, ia dan suaminya, Roni (40), dan tetangganya, Seto (50) selama tersesat dan dinyatakan hilang oleh keluarganya, merasakan keangkeran gunung Ungaran. Hal itu dialami adanya kejadian aneh yang dipercayai sebagai bagian dari mistis gunung yang bernama Suroloyo tersebut.
“Malam hari pertama saat tidur seolah-olah dikelilingi banyak orang tidak dikenal. Seperti mengitari tubuh kami yang sedang tidur, jumlahnya banyak sekali,” ujarnya UNGARANNEWS.COM, kemarin.
Kejadian itu, lanjut Mindiyanah membuat ia bertiga tidak bisa tidur. Saat terjaga mereka bertiga sesekali berteriak minta tolong. Namun tidak melihat siapa-siapa juga tidak mendengar suara orang yang diharapkan segera memberikan pertolongan.
“Malam itu kami membuat api unggun cukup besar, berharap tim SAR ada yang melihat dan memberikan pertolongan. Tetap tidak ada yang mengetahui keberadaan kami. Jika dinalar malam itu banyak sekali rekan-rekan SAR mencari kami, sama sekali tidak melihat api unggun,” ungkapnya.
Memasuki malam yang kedua, ia merasakan orang-orang misterius yang mengelilingi masih terus mengikuti. Sampai kemudian saat ia terkesiap tidur seperti didatangi dua orang laki-laki dan perempuan yang berpakaian adat keraton. Keduanya mendekat seperti mau mengajak biacara.
“Kedua sosok itu mungkin ‘penunggu’ kawasan situ (makam Nyai Suko, red), karena itu saya sampaikan padanya mohon restunya agar dapat selamat,” tambahnya. Baca Juga: Tiga Orang Hilang Ditemukan Selamat di Gubuk Mbah Suko Gunung Ungaran
Setelah kejadian tersebut esok harinya keberadaan ketiga survivor tersebut berhasil ditemukan Tim SAR. Ketiganya saat itu dalam kondisi lemas berebahan di perbukitan dekat makam Nyai Suko.
“Selama upaya mencari jalan ke perkampungan, kami jalan sampai sekitar 5 jam tapi masih di situ-situ saja. Lokasinya banyak jurang dan bukit. Hingga hari ketiga siang hari, setelah kami terus berjalan ternyata sampai kembali di makam Nyai Suko hingga ditemukan Tim SAR,” tandasnya.
Meski berada di belantara hutan gunung Ungaran dengan medan sangat terjal dan curam, ia mengaku berusaha tetap tenang menunggu bantun dari tim SAR.
“Hari pertama kami tersesat saat itu baterai HP saya tinggal 5 persen, saya WA anak perempuan saya jika tersesat, saya minta segera menyampaikan ke Tim SAR untuk memberikan pertolongan. Setelah itu HP mati, sejak itu kami berjalan pelan-pelan mencari perkampungan,” tambahnya.
Mindiyanah menyampaikan rasa syukur dan berterima kasih kepada Tim SAR yang telah bersusah payah hingga menemukan keberadaannya bertiga. Kini, ia telah kembali ke rumah dan berkumpul dengan keluarga. Berulang kali ia mengucapkan rasa syukur dan terima kasih.
“Kami juga ucapkan terima kasih kepada semua pihak dan masyarakat yang mendoakan kami hingga selamat sampai kembali di rumah,” pungkasnya. Baca Juga: Tiga Hari Hilang di Gunung Ungaran, 3 Peziarah Alami Kejadian Mistis
Kejadian aneh lainnya dialami Seto, ia setiap malam banyak mendengar teriakan orang dari dasar jurang. Teriakan orang meminta tolong, juga suara seperti orang yang sedang merasakan kesakitan.
“Mungkin mereka para pendaki yang meninggal di dalam jurang. Jelas sekali suaranya, saya juga mendoakan mereka,” tuturnya.
Seto mengaku selama bermalam di gunung, sering mengalami mimpi yang aneh. Diantaranya ia didatangi 2 orang perempuan cantik yang mengajaknya menikah namun ia menolak. Selain itu ia bermimpi melihat pisang emas yang bertandan-tandan.
“Kalau saya mau diajak menikah wanita itu mungkin saya sudah tidak ada (meninggal dunia, red), karena itu saya menolak. Sedangkan mimpi pisang emas menandakan pasti akan selamat, mimpi itu merupakan kabar baik kami dapatkan,” ungkapnya.
Selama di belantara hutan ia mengaku sama sekali tidak melihat perkampungan. Meski berada di ketinggian pada malam hari pun tidak melihat sinar lampu kota atau tanda-tanda arah yang bisa dituju untuk pulang.
“Sekitar kami hanya pohon besar, jurang dan bukit-bukit terjal. Malam hari pun tidak terlihat cahaya lampu. Kami tidak tahu apa-apa yang harus kami perbuat, selain berjalan mencari jalan keluar dari hutan,” tuturnya.
Selama dalam pencarian, lanjut pria asli kelahiran Lampung ini, untuk bisa bertahan hidup ia bersama dua rekannya hanya makan putik bunga yang dipetik di sekitar hutan.
“Nggak tahu apa nama bunganya, rasanya asam getir, tapi bisa kami makan. Saya juga baru tahu bunga itu, hanya itu yang kami makan,” tandasnya.
Dari apa yang dialami Seto mengingatkan kepada masyarakat yang belum pernah mendaki gunung Ungaran agar tidak terpisah dari rombongan. Kejadian dialami karena ia bertiga tertinggal dari kelompok lain yang berjalan di depan.
“Meski niat kita baik naik gunung untuk berziarah dan berdoa, tapi jangan remehkan alam. Jangan sampai terpisah dari kelompok, dan kelompok yang memandu jangan sampai meninggalkan kelompok lain seperti yang kami alami,” pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, 3 orang peziarah hilang usai melakukan ritual di Gunung Ungaran ditemukan, Sabtu (7/8/2021) sekitar pukul 11.00. Mereka ditemukan di lokasi sekitar 8 km dari Desa Ngipik dimana mereka memulai pendakian. Di lokasi tersebut tim sebelumnya sudah berkali-kali melakukan penyisiran.
Kepala Kantor SAR Semarang, Heru Suhartanto, mengatakan pencarian ini melibatkan 100 personel dilakukan sejak Kamis (5/8/2021) malam. Baca Juga: Tiga Warga Tengaran Hilang di Gunung Ungaran, Pencarian Dilanjutkan Pagi Ini
“Pencarian dibagi menjadi 9 Search Rescue Unit (SRU) dengan kekuatan 100 personel. Setelah pencarian selama tiga hari ketiga survivor berhasil ditemukan di pertigaan Sendang Seputon dalam keadaan lemas,” ujarnya. (abi/muz)