Serah terima tiga orang survivor yang ditemukan selamat di Gunung Ungaran oleh Kepala Desa Nyatnyono, Ungaran Barat, Parsunto (kanan) kepada Kepala Desa Tegalwaton, Tri Wuryanto (kiri) di halaman kantor Desa Nyatnyono, Sabtu (7/8) sore. FOTO:ABI/UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. UNGARAN BARAT- Setelah dua hari dilakukan pencarian, 3 orang warga Desa Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, yang hilang usai melakukan ritual di Gunung Ungaran akhirnya ditemukan, Sabtu (7/8) sekitar pukul 11.00. Mereka ditemukan dalam kondisi lemas.

Tiga orang itu yakni suami istri Roni (40) dan Mindiyanah (37), dan Seto (50) ditemukan di jarak sekitar 8 km dari Desa Ngipik dimana mereka memulai pendakian.

Kepala Kantor SAR Semarang, Heru Suhartanto, mengatakan pencarian ini melibatkan 100 personel. Masing-masing disebar di Area Operasi pencarian survivor di kawasan gunung Ungaran.

Diantaranya, area Ngipik ke puncak Suroloyo terdiri dari 9 SRU, Sidomukti ke Sendang Suroloyo terdiri dari 1 SRU, Prantunan ke Sendang Suroloyo terdiri dari 1 SRU, Gebugan 1 SRU dari Satkom Bergas Ceria tujuan Puncak Suroloyo dan Blank spot sisi timur, dan Promasan 1 SRU dari relawan gabungan Boja Kendal tujuan Puncak Suroloyo.

“Pencarian dibagi menjadi 9 Tim Search Rescue Unit (SRU) dengan kekuatan 100 personel. Setelah upaya pencarian selama dua hari ketiga survivior berhasil ditemukan di pertigaan Sendang Seputon dalam keadaan lemas. Penanganan survivior dengan pemeriksaan fisik setelah dinyatakan sehat selanjutnya dibawa ke Posko Ngipik,” kata Heru kepada wartawan lewat keterangan tertulis, Sabtu (7/8)

“Ketinggian Pertigaan Seputon kurang lebih 950 MPDL tim SAR gabungan masih berjibaku mengevakuasi membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam sampai Desa Ngipik dengan jarak kurang lebih 8 KM. Perjalanan tim SAR gabungan masih berlanjut menuju posko Desa Nyatnyono Kabupaten Semarang,” imbuhnya.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Semarang, Heru Subroto menjelaskan kronologi kejadian, awalnya ada enam orang warga Salatiga yang naik ke Gunung Ungaran pada hari Rabu (4/7). Tujuan mereka untuk ritual di Sendang Suroloyo. Mereka naik ke gunung Suroloyo (Ungaran, red) lewat jalur Ngipik dengan tujuan ziarah di makam Nyai Soka dan pancuran Pitu (Sendang Suroloyo, red).

Hari Kamis (5/8) setelah kegiatan ritual selesai mereka turun dan terbagi dalam dua kelompok. Yakni, kelompok pertama Dani, Slamet, dan Nur. Kelompok kedua yakni Roni, Mindiyanah, dan Seto. Kelompok pertama berhasil turun dengan terpencar, Slamet dan Nur turun lewat Semirang Desa Gogik, sedangkan Dani turun di Ngipik, Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat.

Sedangkan kelompok kedua tertinggal dan tersesat hingga hilang komunikasi.

“Saudara Dani kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Kepala Desa Nyatnyono. Diketahui ada 3 orang rekannya yang belum kembali pulang,” jelas Heru.

Mulai hari Kamis malam tim BPBD, Damkar, relawan dan warga sekitar menentukan area pencarian dan membagi jadi 2 tim Search Rescue Unit (SRU) untuk melakukan penyisiran hingga pukul 03.00 dini hari, namun belum membuahkan hasil.

Lanjut Heru, tim kembali menyusun rencana operasi diperkuat Basarnas serta relawan dari luar wilayah hingga terbentuk 5 SRU dan melakukan penyisiran di beberapa wilayah yang diduga menjadi area tempat tersesatnya survivor. Operasi pencarian di hentikan hingga pukul 21.30 WIB, juga tidak membuahkan hasil.

Keesokan harinya, Sabtu (7/8) pagi pencarian kembali dilanjutkan dengan pembagian area dan membentuk 12 SRU dengan fokus pencarian di area sekitar ketiga survivor diperkirakan hilang.

Hasilnya, survivor berhasil ditemukan di wilayah atas Makam Nyi Ageng Soka sekitar pukul 10.50 WIB. Jarak lokasi survivor ± 200 m dari Makam Nyi Ageng Soka dan survivor dalam kondisi lemah, dehidrasi serta phsikisnya mengalami penurunan.

“Proses evakuasi dilakukan dengan sepeda motor dari Makam Nyai Ageng Soka ke Pos Induk Ngipik, dilanjutkan evakuasi dengan ambulance ke Kantor Desa Nyatyono untuk perawatan dan check up medis oleh Puskesmas Ungaran Barat,” ungkap Heru.

Salah satu survivor, Mindiyanah kepada UNGARANNEWS.COM, menuturkan banyak hal mistis ditemukan hingga ia bersama suaminya (Roni, red) dan tetangganya (Seto, red) tersesat di gunung Ungaran. Selama tiga hari dua malam dalam pencarian ia bertiga banyak mengalami hal ganjil.

“Setiap malam kami sudah teriak minta tolong, dan membakar api unggun untuk menandai lokasi kami berada. Anehnya tim SAR sudah berulang kali menyusuri lokasi kami, tidak pernah ada yang melihat keberadaan kami,” tuturnya.

Tidak hanya itu, selama dua malam ketika tidur di hutan gunung Ungaran, Mindianah merasa seperti dikelilingi banyak orang. Dalam mimpi dia seperti didatangi dua orang berpakaian seragam pendaki. Kepada orang yang menemuinya dalam mimpi ia meminta doa restu agar bisa berhasil kembali pulang.

“Tidak hanya saya, suami saya dan pak Seto juga mengalami hal-hal mistis,” pungkasnya.

Sementara itu, Sabtu (7/8/2021) sore ketiga survivor dijemput Kepala Desa Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Tri Wuryanto di Posko Induk di Balai Desa Nyatnyono. Sebelum dibawa pulang kembali ke Tegalwaton, dilakuan serah terima survivor oleh Kepala Desa Nyatnyono Parsunto kepada Tri Wuryanto. (abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here