Bupati Semarang H Ngesti Nugraha bersama Ketua DPRD Kabupaten Semarang Bondan Marutohening dan Kapolres Semarang AKBP Yovan Fatika meninjau Posko BPBD di halaman RSUD Ambarawa, Sabtu (23/10/2021) malam. FOTO:IST/UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. AMBARAWA- Rentetan gempa tektonik yang melanda Kota Salatiga, Banyubiru, Bawen, Ambarawa, dan Bandungan, Kabupaten Semarang, hingga Minggu (24/10/2021) pagi ini masih terasa kuat, khususnya di wilayah Ambarawa dan Bandungan.

Ketua Pamswakarsa Bima Bandungan, Tri Sumedi mengungkapkan informasi yang masuk menyebutkan gempa terakhir pagi ini terjadi dua kali dalam waktu bersusulan sekitar pukul 05.58 dan pukul 05.59.

“Kekuatan gempa terasa cukup besar, rekan di Ambarawa menginformasi terjadi 2 kali, guncanganya terasa sampai Bandungan,” ungkapnya kepada UNGARANNEWS.COM, Minggu (24/10/2021) pagi.

Pihaknya melaporkan intensitas kegempaan masih terjadi sejak malam hingga pagi hari ini. Meski terjadi puluhan kali rentetan gempa, pihaknya belum menerima laporan adanya rumah atau bangunan di Bandungan yang terdampak.

“Kita bersyukur dan terus berdoa. Musibah ini (gempa, red) tidak sampai menyebabkan dampak di masyarakat,” tandasnya.

Sementara itu, di wilayah Ambarawa sebagai episenter sesar gunung Telomoyo dan danau Rawa Pening dilaporkan terdapat bangunan terdampak gempa yang mengalami retak-retak.

Bupati Semarang H Ngesti Nugraha meninjau penanganan pasien dan persiapan antisipasi bencana gempa di RSUD Ambarawa, Sabtu (23/10/2021) malam. FOTO:UNGARANNEWS

Informasi dihimpun menyebutkan terjadi beberapa retakan di bangunan RSUD Gunawan Mangunkusumo Ambarawa. Upaya antisipasi tidak diinginkan, BPBD Kabupaten Semarang dan pihak RSUD memutuskan mengevakuasi pasien dan mengosongkan area parkir di depan mushola.

Parkir kendaraan dipindah ke gedung parkir baru yang berdekatan dengan ruang perawatan. Evakuasi pasien infeksius dilakukan dengan memindahkan ke ruangan intermediate.

“Jika kondisi masih aman besok pagi (pagi ini, red), bagi pasien stabil dan sehat dipulangkan atas instruksi DPJP untuk mengurangi jumlah pasien yang dievakuasi dan menjaga keselamatannya,” tulis pihak RSUD Ambarawa lewat pesan di WhatsApp (WA), Sabtu (23/10/2021) malam.

Bupati Semarang H Ngesti Nugraha melakukan pantauan langsung kondisi masyarakat akibat musibah gempa. Bupati mendatangi langsung Posko BPBD Kabupaten Semarang yang didirikan di halaman RSUD Ambarawa.

“Kami melihat langsung kesiapan BPBD mendirikan tenda darurat di halaman parkir RSUD Ambarawa. Sebagai antisipasi hal-hal yang tidak kita diinginkan, akibat peningkatan interval kegempaan di beberapa titik di Kabupaten Semarang,” ujar Bupati Ngesti Nugraha di sela-sela pantauan, Sabtu (23/10/2021) malam.

Bupati yang datang bersama Ketua DPRD Kabupaten Semarang, Bondan Marutohening dan Kapolres Semarang AKBP Yovan Fatika memberikan arahan persiapan dan kesiapan personil BPBD menghadapi kedaruratan bencana gempa.

“Sejumlah pasien RSUD Ambarawa sudah dievakuasi agar lebih nyaman dan tidak takut jika terjadi getaran akibat gempa,” jelas Bupati.

Disebutkan, Posko BPBD menyiapkan tenda darurat dengan kapasitas 20 bed, berjaga-jaga jika sewaktu-waktu dipergunakan pasien maupun warga sekitar yang membutuhkan penanganan kedaruratan.

Warga lingkungan RT 05/RW 02 Pojoksari Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang membuat tenda di luar rumah untuk mengantipasi gempa susulan, Minggu (24/10/2021) dini hari. FOTO:IST/UNGARANNEWS

Sementara itu, sejumlah bangunan rumah di wilayah Kelurahan Tambakboyo, Ambarawa dilaporkan mengalami retak-retak akibat guncangan gempa yang terjadi berulang kali. Rumah yang terdampak dialami warga lingkungan RW 04 Busungan, Tambakboyo.

“Dinding rumah mengalami retak di bagian garasi, kamar, dan tembok pembatas rumah. Guncangan di Ambarawa terasa sangat. Setiap terjadi gempa kuat sekeluarga keluar rumah. Tahu-tahu terlihat dinding rumah sudah retak-retak,” ujar Heru Prasetyo warga RT 04 RW 04 Busungan kepada UNGARANNEWS.COM, Minggu (24/10/2021) pagi.

Pantauan di lingkungan Pojoksari, Ambarawa, Minggu (24/10/2021) dini hari, masyarakat yang khawatir akibat gempa memilih tidur di luar rumah dengan mendirikan tenda-tenda dan bersiaga.

Ketua RT 05/RW 02 Lingkungan Pojoksari Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang Yunawan Putranto mengatakan ada lima tenda yang didirikan di jalan kampung. Tenda-tenda dipasang karena gempa susulan masih terus terjadi.

“Kita sebetulnya memiliki 10 tenda, tapi ini yang dipasang lima tenda untuk antisipasi kalau ada warga yang membutuhkan,” ujarnya kepada wartawan. (abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here