Data diunggah BMKG kejadian gempa di Ambarawa dan sekitarnya pada Senin (25/10/2021) pagi. FOTO:IST/BMKG/UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. AMBARAWA- Gempa swarm menguncang kawasan Banyubiru, Ambarawa dan Salatiga di wilayah Kabupaten Semarang, sejak Jumat (23/10/2021) dini hari lalu, hingga Senin (25/10/2021) pagi ini masih terjadi.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, swarm Ambarawa sejak awal gempa hingga sekarang telah terjadi 33 kali gempa dengan rincian 32 kali gempa, dan 1 gempa utama dengan magnitudo kecil tidak melebihi magnitudo 3,5.

“Gempa paling banyak terjadi berada pada kedalaman kurang dari 10 kilometer, di mana gempa terdangkal berada pada kedalaman tiga kilometer, yang terjadi sebanyak tiga kali,” kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono.

Informasi terakhir diunggah BMKG pada Senin (25/10/2021) hari ini, pukul 05.05.59 pagi tadi kembali terjadi gempa Magnitudo 2.5 Skala Richter (SR), di kedalaman 11 km lokasi 7.275 LS, 110.45196 BT (8 km Barat Laut Salatiga).

Meski terjadi gempa tidak mengurangi aktivitas masyarakat yang diperkirakan berada di episentrum gempa Ambarawa dan sekitarnya. Kekuatan gempa cukup kecil tidak dirasakan semua warga ketika terjadi kegempaan. Warga diimbau tetap waspada dan tidak panik.

“Aktivitas gempa bermagnitudo kecil, tapi frekuensi kejadian tinggi dan berlangsung dalam waktu relatif lama. Tetap waspada dan jangan panik,” jelas Daryono. Baca Juga: Siang Ini 7 Kali Gempa Salatiga-Ambarawa: 5 Rumah Warga Rusak, Ini Datanya

Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi memberi perhatian bencana gempa yang terjadi di Ambarawa dan Salatiga, dan kawasan sekitar Kabupaten Semarang.

Melalui Kabidhumas Kombes Pol M Iqbal Alqudusy, Kapolda meminta masyarakat tidak panik serta tidak mudah termakan berita hoax terkait rentetan gempa yang terjadi dalam interval cukup lama tersebut.

“Pemerintah sudah mempunyai SOP terkait penanganan gempa dan bencana alam lainnya. Institusi Polri melalui Polres, Polsek dan Bhabinkamtibmas akan melakukan patroli dan pelaporan terkait rentetan gempa dan dampak yang diakibatkannya. Untuk masyarakat diimbau tetap tenang dan waspada,” tegasnya.

Masyarakat juga diimbau tidak mudah menciptakan kegaduhan atau menyebar pesan yang belum diketahui kebenarannya. Imbauan disampaikan menyusul beredarnya kabar terjadi rumah roboh, dan 1 warga meninggal akibat gempa di Muncul, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.

Kapolres Semarang AKBP Yovan Fatika Handhiska Aprilaya, melalui Kapolsek Banyubiru Iptu Subhan menegaskan bahwa kabar tersebut tidak benar. Baca Juga: Dipicu Tuduhan Pelecehan Seksual, 8 Pemuda Poncoruso Bawen Dianiaya

“Info dalam rekaman suara itu dipastikan tidak benar. Lagipula di Banyubiru tidak ada desa Muncul, yang ada dusun Muncul, Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru,” ungkap Iptu Subhan, Senin (25/10/2021).

Dijelaskan rekaman suara yang tidak diketahui siapa pembuatnya itu sempat membuat pelaku wisata mengurungkan niat berwisata ke Rowoboni. Hal ini menurut Subhan disesalkan banyak pihak terutama pelaku usaha di tempat wisata.

“Beredar juga rekaman klarifikasi dan permintaan maaf bahwa info korban jiwa dan material itu tidak benar, namun kami masih melacak pembuatnya siapa,” ungkapnya. (abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here