
UNGARANNEWS.COM. JAMBU- Proyek Jalan Tol Bawen-Yogyakarta kini memasuki tahap pengadaan tanah. Tim pegadaan tanah telah melakukan konsultasi publik di Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Selasa (15/2). Diketahui ada sekitar 2.500 warga terimbas pembangunan tol.
Rencana pembangunan tol yang kini memasuki pengadaan tanah disambut baik sejumlah warga yang tanahnya akan terdampak. Salah satunya Slamet Sumari warga Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, mengatakan, ia sudah tidak ragu lagi kepastian pembangunan jalan tol Bawen-Yogyakarta. Setelah bertahun-tahun ia hanya mendengar kabar simpang siur.
“Kalau dulu itu kan ada pita merah di tengah kebun saya. Saya tanya Pak Kadus katanya mau dibangun tol. Nah, kalau ada sosialisasi ini, saya semakin yakin tolnya akan segera dibangun,” ujarnya setelah mengikuti Konsultasi Publik di Balai Desa Gemawang.
Ia menyebut, acara tersebut memberi pemahaman terkait apa dan mengapa tol Bawen-Yogyakarta harus dibikin. Selain itu, Slamet pun paham, mengenai administrasi yang harus dikumpulkan.
Hal serupa disebutkan Sari, warga setempat. Ia mendukung pembuatan fasilitas umum tersebut. Dengan konsultasi itu, Sari merasa mendapatkan jalan supaya kelak mendapatkan haknya secara penuh.
“Besok lagi kalau saya tidak paham saya bisa menghubungi tim,” urainya, kemarin.
Sambutan senada disampaika pihak Pemkab Semarang. Adanya jalan bebas hambatan ini, diharapkan ikut mendongkrak wisata lokal, seperti Gedong Songo, Rawa Pening dan Ambarawa, serta, mempromosikan produk UMKM lokal.
Staf Bagian Tata Pemerintahan Setda Kabupaten Semarang Zaenal Arifin mengatakan, wilayahnya telah menikmati manfaat dari tol Solo-Semarang. Dengan hadirnya tol Yogyakarta-Bawen, ia berharap semakin memeratakan perekonomian.
“Kami berada di simpang emas Bawen-Solo ada tol, dan sudah beroperasi. Kini Bawen-Yogya juga akan ada tol, sehingga pemkab memiliki potensi luas untuk mengembangkan perekonomian dan perkembangan wisata,” tuturnya, kemarin.
Zaenal menyebut, pada tol ruas Bawen-Yogyakarta akan melewati setidaknya tiga kecamatan (Jambu, Ambarawa, Bawen, red) dan 14 desa. Warga yang terimbas sekitar 2.500 orang.
“Kami juga mewanti-wanti, pemerintah dari desa hingga Pemkab adalah pendamping warga. Jika ada kesulitan terkait tanah, batas-batas sampai administrasi, kami siap mendampingi,” paparnya.
Selain itu, Zaenal berharap agar pengembangan tol tersebut berimbas baik bagi wisata di Kabupaten Semarang.
“Kita punya Rawa Pening, Gedong Songo, Benteng Willem, Bandungan dan Ambarawa. Sehingga selain Borobudur sebagai yang utama, Semarang sebagai penyangga. Untuk perekonomian, kami akan partnerkan produk lokal ke Rest Area,” tambahnya.
Kabid Pertanahan Disperakim Provinsi Jawa Tengah Endro Hudiyono mengatakan, pihaknya akan terus mengawal proses persiapan hingga terbitnya penetapan lokasi (penlok). Ia berharap, masyarakat aktif dan bisa mengikuti setiap proses dengan baik.
Disebutkan, konsultasi publik di Kabupaten Semarang merupakan rangkaian dari proses persiapan pembangunan tol Yogya-Bawen. Alurnya dimulai dari Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung dan berakhir nantinya di Bawen.
“Tidak ada kendala, semuanya kondusif. Masyarakat pun menunggu-nunggu. Pembangunan (tol Bawen-Yogyakarta, red) erat kaitannya dengan pengembangan Borobudur sebagai destinasi wisata super prioritas,” jelas Endro.
Endro berharap proses pengadaan tanah berlangsung sejuk, dan masyarakat memahami niat baik pemerintah.
“Kami sampaikan hak dan kewajiban masyarakat. Bagaimana harus mengikuti tahapan secara urut dan runtut. Pembangunan ini untuk masyarakat, tidak ada niat pemerintah menyengsarakan rakyat,” pungkasnya. (hms/muz)