Perkampungan di dataran tinggi wilayah Kabupaten Semarang rawan terjadi longsor. FOTO:IST/DOK

UNGARANNEWS.COM. KANTOR BUPATI- Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda, Jati Trimulyanto mengatakan antisipasi bencana di Kabupaten Semarang dilaksanakan BPBD Kabupaten Semarang, selain dengan edukasi dan mitigasi bencana kepada warga di wilayah rawan longsor, juga disiapkan dana cadangan untuk bantuan korban bencana.

“Penggunaan dana cadangan untuk bantuan bencana dilakukan sesuai peraturan yang berlaku. Gerak cepat dilakukan di setiap lini agar bantuan dapat segera dimanfaatkan warga terkena dampak,” ujarnya kepada Komisi III DPRD Majalengka, Jawa Barat, saat melakukan kunjungan kerja tentang penanggulangan bencana alam di Kabupaten Semarang.

Menurutnya, jumlah desa tangguh bencana (Destana) sudah ada sepuluh desa yang diresmikan. Seluruh warga di Destana telah mendapat edukasi antisipasi bencana dari BPBD guna menghindari terjadinya tingkat kerugian yang besar.

Diantara destana itu adalah Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat, Sepakung Banyubiru, Munding Bergas,Nogosaren Getasan, Gemawang Jambu,Wirogomo Banyubiru, Kemambang Banyubiru, Banyukuning Bandungan dan Desa Candigaron Kecamatan Sumowono.

Ketua Komisi III DPRD Majalengka, Dadang Ahmad Satarik yang memimpin rombongan menjelaskan kedatangannya untuk mengetahui rencana induk penanggulangan dan pemetaan bencana alam di Kabupaten Semarang.

Menurutnya, ada kesamaan kondisi geografis antara Kabupaten Semarang dan Majalengka. Wilayah di Jawa Barat sekitar 40 persen berupa pegunungan sehingga rawan tanah longsor.

“Kami berinisiatif untuk fokus para penyusunan pemetaan bencana.Sehingga dapat diambil langkah antisipasi,” terangnya di ruang rapat Setda di Ungaran, kemarin. (abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here