
UNGARANNEWS.COM. UNGARAN TIMUR- Hujan deras terjadi di siang hari ini menyebabkan sejumlah titik jalan di kota Ungaran tergenang banjir. Paling parah terjadi di Jalan MT Haryono masuk lingkungan Sidosari, Kelurahan Sidomulyo, Ungaran Timur.
Berasarkan pantauan UNGARANNEWS.COM titik banjir diantaranya terjadi di sepanjang Jalan A Yani (Asmara), samping Makam Pahlawan Gatot Subroto, depan kantor Samsat, depan Perum Cemara Sewu, dan depan Perum The Amaya lingkungan Sidosari.
Indra (40) warga Sidosari mengatakan jalan di depan The Amaya merupakan titik langganan banjir. Setidak jika terjadi hujan deras tidak sampai 30 menit kawasan sekitar selalu tergenang banjir.
Titik lain di depan perum Cemara Sewu tinggi banjir di atas lutut orang dewasa, bahkan jika intensitas hujan tinggi genangan banjir sampai masuk ke rumah warga setempat.
“Sudah biasa jalan raya di lingkungan Sidosari banjir, hujan sebentar saja jika tinggi sudah banjir. Seperti tadi tidak sampai 30 menit dengan intensitas hujan tidak begitu tinggi sudah banjir,” ujarnya kepada UNGARANNEWS.COM, Senin (9/3/2020) siang.
Penyebab banjir disebutkan akibat tidak adanya drainase yang berfungsi di kanan kiri jalan, selain itu disebabakan debit air sungai di perbatasan Kelurahan Sidomulyo dan Kalirejo ini sedang meluap.
“Dulu sebelum ada pembangunan perumahan The Amaya, kawasan sekitar merupakan areal persawahan sekaligus berfungsi sebagai tempat limpasan air dari sungai. Sekarang air tidak bisa kemana-mana lagi, lokasinya sudah jadi perumahan,” ungkapnya.
Kejadian ini menyebabkan lalu lintas kendaraan yang melintas jadi terganggu. Aktifitas warga sekitar juga turut terganggu, namun meski sudah sering terjadi belum ada tindakan dari Pemkab Semarang untuk mencarikan solusi.
“Dulu warga sudah sering beraudiensi ketika ada kunjungan pejabat pemkab ke sini, tapi sama saja belum ada penanganan. Banjir tetap menjadi langganan Sidosari dan sekitarnya,” tandasnya.
Dari pantauan kendaraan roda empat yang berukuran kecil banyak yang parkir di depan ruko The Amaya, pengedara takut terjebak banjir. Begitu juga pengendara motor memilih berhenti di pinggir jalan, berjejer menunggu sampai banjir surut.
“Kalau lihat seperti ini kan wagu (tidak pantas, red) masak kota Ungaran Banjir. Daerahnya di dataran tinggi kok banjir. Tata kota Ungaran tidak bagus, tidak mampu membuat drainase yang optimal untuk mengatasi banjir,” tambah Abdul (47) warga setempat.
Disebutkan, seperti banjir di Jalan MT Haryono samping Makam Pahlawan Gator Subroto disebabkan tidak berfungsinya saluran air secara maksimal. Dilihat saluran air hanya ada pada satu sisi jalan.
“Drainase sudah ditutup untuk trotoar, air yang mengalir deras dari dataran atas tidak masuk ke drainase. Ada beberapa lubang masuk drainase tapi di tempat tinggi. Limpasan air mengumpul menjadi banjir dan mengalir langsung ke sungai tanpa melalui drainase,” tandasnya. (abi/tm)