UNGARANNEWS.COM. GROBOGAN-
Data dari Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan menyebutkan bahwa pada tiga bulan pada awal tahun ini di Kabupaten Grobogan ada panen jagung seluas 43.404 hektar.

Rinciannya, pada Januari terdapat 2.361 hektar, Februari ada 24.508 hektar, dan Maret seluas 16.535 hektar dengan hasil panen sekitar 269.104,8 ton.

Melihat kondisi tersebut Bupati Grobogan Sri Sunarni meminta agar pemerintah pusat, dalam hal ini Bulog maupun Menteri Perdagangan untuk membatalkan rencana impor jagung. Dengan harapan para petani bisa menikmati hasil panen dengan harga yang bagus.

“Saat ini harga jual jagung masih cukup bagus untuk petani, yakni sekitar Rp 5.200 per kilo. Selama ini juga Kabupaten Grobogan sudah menjadi lumbung pangan dan menjadi suplai untuk kebutuhan Jateng maupun Nasional. Oleh sebab itu, pemerintah kalau bisa jangan impor jagung,” kata bupati saat melangsungkan panen jagung di Desa Telawah, Kecamatan Karangrayung.

Acara panen juga dihadiri Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian RI Agung Hendriadi, pimpinan FKPD, Kepala Dinas Pertanian Grobogan Edhie Sudaryanto, dan sejumlah pejabat terkait.

Menurut bupati, Kabupaten Grobogan selama ini merupakan salah satu lumbung jagung. Dimana, produksi jagung di Kabupaten Grobogan menyumbang 29,3 persen dari produksi jagung Jawa Tengah dan 2,8 persen dari produksi jagung nasional.

Menanggapi keinginan bupati tersebut Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian RI Agung Hendriadi mengaku sependapat dengan bupati.

Menurutnya, selama ini suplai jagung dari Jawa Tengah maupun Grobogan dinilai cukup bagus dan sudah bisa memenuhi kebutuhan peternak besar dan kecil.

“Kalau sudah menghadapi panen seperti ini maka tidak perlu impor lagi. Pada kisaran dua minggu kedepan bisa mencapai kebutuhan. Jadi impor tidak perlu lagi asal hasil panen petani baik,” jelasnya. (HMS/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here