
UNGARANNEWS.COM. TUNTANG- Kepala Dinas Koperasi Usaka Mikro Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) Yosep Bambang Trihardjono mengatakan Pemkab Semarang melalui Diskumperindag menyiapkan kredit permodalan berbunga rendah untuk membantu pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Pernyataan tersebut disampaikan saat sosialisasi dan launching penyaluran kredit usaha mikro di Gedung PIKK Lopaoit Tuntang. “Permodalan menjadi salah satu kendala utama pengembangan UMKM disamping pemasaran. Kredit usaha mikro ini akan ditujukan kepada seribu pelaku UMKM yang sudah memilki izin usaha mikro (IUM),” katanya, Rabu (7/11) siang.
Launching penyaluran kredit mikro yang menggandeng PD BPR BKK Ungaran ini ditandai dengan penyerahan formulir pendaftaran pengajuan kredit mikro oleh Bupati Semarang H Mundjirin kepada dua orang perwakilan pelaku UMKM.
Bupati H Mundjirin dalam sambutan menegaskan perkembangan UMKM di Kabupaten Semarang saat ini mampu menopang perekonomian daerah. Bahkan mampu menunjang upaya mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan. “Karenanya, upaya penguatan UMKM menjadi salah satu prioritas pembangunan guna memperkokoh sektor ekonomi,” ujarnya.
Diakui Bupati, salah satu kendala pengembangan UMKM adalah keterbatasan mengakses kredit permodalan dari perbankan. Berawal dari masalah inilah, lanjutnya, Pemkab Semarang melalui PD BPR BKK Ungaran akan menyalurkan kredit permodalan bagi pelaku UMKM. Kredit mikro ini akan disalurkan dengan syarat mudah dan berbunga ringan.
“Ini adalah bentuk keberpihakan Pemkab Semarang terhadap etos kerja para pelaku UMKM yang terbukti tahan krisis ekonomi dan mampu menggerakkan roda perekonomian warga,” katanya.
Sementara itu Kepala Bidang Usaha Mikro dan Perindustrian Diskumperindag Miftahul Bariroh menambahkan bunga kredit usaha mikro yang disalurkan lewat PD BPR BKK terhitung paling rendah. Bunga sebesar lima persen itu dinilai tidak memberatkan pelaku UMKM yang bisa mengakses kredit maksimal Rp 2 juta dengan masa pengembalian satu tahun. Total jumlah kredit yang disediakan sebesar Rp 5 miliar.
“Program peduli UMKM ini baru pertama kali di seluruh Jawa Tengah,” tegasnya. (bdi/tm)