UNGARANNEWS.COM. SEMARANG- Upacara Po Un Kelenteng Low Lie Bio Kebon Jeruk Jl Roro Jongrang Timur, Manyaran, Kota Semarang, belum lama ini. Upacara menyambut tahun baru Imlek 2570 ini diikuti ribuan peserta dari berbagai daerah di Indonesia hingga luar negeri.

Berikut ini penjelasan Ketua Yayasan Kelenteng Low Lie Bio, Indra Satya Hadinata tentang makna dan siapa saja yang boleh mengikuti upacara ini.

“Acara Po Un bertujuan untuk menambal atau memperbaiki nasib. Kalau dalam tradisi Jawa disebut ruwatan. Ada 12 shio diantaranya ada yang Jiong ada yang tidak, semuanya bisa mengikuti Po Un, tidak harus yang Jiong,” ujarnya di sela-sela kegiatan Po Un.

Dijelaskan, bahwa bioritme bagi shio punya Jiong selama tahun ini diantara bulan-bulan tertentu ada bulan baik. Begitu juga yang tidak punya Jiong ada bulan-bulan tidak baik. Untuk itu mengatasi kondisi tersebut setiap shio perlu mengikuti Po Un.

“Melalui ritual Po Un setiap shio di bulan-bulan tidak baik dapat ‘ditambal’ atau diperbaiki dengan nasib bulan-bulan yang baik. Bagi yang tahun ini shionya baik pun dengan mengikuti Po Un agar akan menjadi lebih baik,” jelasnya.

Peserta Po Un tahun ini, menurutnya, cukup banyak sekitar 1.500 orang. Diantaranya selain dari beberapa daerah di luar pulau, bahkan ada yang dari luar negeri yakni Singapura, Hongkong, Australia, bahkan Jerman.

Pemimpin ritual Po Un, pandita Dhamma Amaro mengatakan ritual Po Un merupakan ritual rutin diadakan Kelenteng Kebon Jeruk setiap tahun menyambut tahun baru Imlek. Diadakan setelah tanggal 10 bulan 1 tahun Imlek yang diadakan di altar utama Kelenteng yang berada di perkampungan dataran tinggi ini.

“Po Un dari bahasa Hokian kalau diartikan Po artinya “menambal”, Un artinya “nasib”. Maknanya untuk memberbaiki nasib semoga menjadi lebih baik,” jelas pandita Dhamma Amaro.

Dijelaskan lebih lanjut, prosesi Po Un berlangsung dengan empat tahapan dimulai pukul 09.00 hingga selesai sekitar pukul 14.30. Tahapan pertama, diawali pembacaan mantra pembersihan oleh pandita Dhamma Amaro. Dilanjutkan tahapan kedua, dibacakan puji-pujian ditujukan untuk para Budha dan Dewa.

“Tahapan ketiga, ritual inti yakni Po Un merupakan ritual utama dari rangkaian prosesi. Dalam prosesi ini seluruh nama-nama peserta kita bacakan semoga doa dan permohonannya terkabulkan. Tahapan keempat, penutupan yang akan kita bacakan doa Pa-Shi, Pa-Fu,” ungkapnya di sela-sela istirahat sebelum prosesi Po Un.

Menurut pandita Dhamma Amaro setiap peserta meski mengikuti Po Un sekali namun namanya sudah terdaftar menjadi peserta Ciok Hok hingga akhir tahun ini, yang diperingati setiap tanggal 22 Desember.

Seusai ritual peserta yang hadir mendapatkan sarana sembahyangan untuk dibawa pulang, diantaranya buah jeruk, beras, air, mieswa, permen, hu (jimat kertas) dan sapu tangan. Pemberian sarana yang telah didoakan itu untuk melancarkan keberkahan dan ketentraman bagi peserta dan juga keluarganya.

“Selain itu setiap peserta mendapatkan ramalan sesuai shionya masing-masing, sebagai pedoman atau rambu-rambu dalam menjalani hidup selama setahun ini,” tandasnya. (abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here