Suasana pemakaman jenazah covid-19 warga Ungaran Timur di TPU Bergota Semarang berjalan lancar dan khusyuk, Kamis (7/4/2020) malam. FOTO:ISTIMEWA/WHATSAPP

UNGARANNEWS.COM. UNGARAN TIMUR- Aksi penolakan sekelompok warga Sewakul Ungaran Barat, Kabupaten Semarang terhadap pemakaman jenazah positif terjangkit virus corona (Covid-19) memantik keprihatinan masyarakat luas, khususnya para tetangga almarhumah di Kelurahan Susukan, Ungaran Timur.

Sebelum pihak keluarga memutuskan memakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sewakul, para tetangga almarhumah sepakat jenazah dimakamkan di kampungnya. Tidak ada penolakan dari warga setempat, bahkan makam untuk almarhum sudah disiapkan.

Humas Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 Kabupaten Semarang, Alexander Gunawan, menjelaskan kronologi kejadian penolakan pemakaman jenazah perawat RSUP dr Kariadi Semarang tersebut.

Semula tetangga almarhumah warga RT 05 Kelurahan Susukan sudah membicarakan perihal kabar kematian yang disampaikan oleh keluarganya. Warga sepakat menerima almarhumah dimakamkan di pemakaman setempat yakni TPU Gunung Kalong.

“Warga di tempat asal almarhumah sudah menyetujui jenazah dimakamkan di TPU Gunung Kalong. Warga juga sudah menyiapkan makamnya, namun pihak keluarga memilih memakamkan di TPU Sewakul karena ayahnya dimakamkan di sana,” tutur Alex kepada UNGARANNEWS.COM, Kamis (9/4/2020) malam.

Sesuai permintaan keluarga makam almarhum ditempatkan di sisi makam ayahnya. Ketua dan pengurus RT Sewakul sudah ditemui pihak keluarga, mereka menerima jenazah dimakamkan di TPU setempat berdampingan dengan makam ayahnya.

“Segala persiapan sudah dilakukan, bahkan penggali kubur juga sudah bekerja membuat liang lahat. Mendadak ada beberapa warga yang mendatangi pemakaman, mereka menyampaikan menolak,” ungkap Alex.

Upaya untuk meredam penolakan sudah dilakukan dengan memberikan pemahaman, jika pemakaman akan dilakukan sesuai protokoler dengan pendampingan tim medis. Namun mereka masih menolak, sekelompok warga tersebut tetap ngotot meski sudah dijelaskan teknis dan prosedur penguburan sesuai ketentuan medis.

“Kita sudah melakukan pendekatan dan memberikan penjelasan tidak perlu khawatir karena ada petugas khusus yang menguburkan. Pemulasaran jenazah juga sudah sesuai ketentuan medis, tapi mereka tetap ngotot menolak,” jelasnya.

Atas dasar tersebut pemakaman di Sewakul dibatalkan, kemudian disepakati pihak keluarga dimakamkan di Bergota. Penolakan warga tersebut sangat disayangkan, mengingat upaya sterilisasi jenazah sudah dilakukan juga dimakamkan dengan protokoler medis.

“Kami tidak bisa berbuat lagi, pihak keluarga pasrah hingga akhirnya jenazah dimakamkan di TPU Bergota Semarang,” tambahnya.

Kronologi tersebut sesuai dengan klarifikasi yang disampaikan warga RT 5 Gunung Kalong Kelurahan Susukan. Dalam video yang beredar beberapa saat setelah kejadian tersebut ramai di media massa, warga menyayangkan dan kecewa atas penolakan yang dilakukan sekelompok warga Sewakul.

Dalam video tersebut terlihat beberapa orang menyampaikan tidak menolak dan menerima jenazah almarhumah dimakamkan di TPU Gunung Kalong. Para tetangga almarhumah juga dengan suka rela telah menyiapkan makam almarhumah.

“Saya warga RT 5 tidak menolak Mbak Ria dimakamkan di Gunung Kalong, warga siap menerima,” ujar salah seorang warga diiyakan oleh warga lainnya.

“Sebetulnya kita tadi atas nama warga RT 5 sudah bikin tempat untuk pemakaman Mbak Ria, ternyata ada info dari Sewakul menerima maka kita batalkan. Setelah itu datang lagi info katanya di Sewakul ditolak, dan setelah itu katanya diterima di Bergota. Kita warga di Gunung Kalong merasa kecewa adanya berita seperti ini,” pungkas warga lainnya.

Kejadian tersebut mengundang empati netizen merasa miris terhadap perlakuan dialami jenazah almarhumah. Disebutkan, almarhumah seorang perawat yang telah berjuang membantu kesembuhan para pasiennya, justru ketika meninggal karena terinfeksi penyakit yang diidap pasien yang dirawat, mendapat perlakukan tidak sepantasnya dari sekelompok warga tersebut.

Miris. Seorang perawat yg meninggal karena tertular covid dr pasiennya, jenasahnya ditolak oleh warga saat akan dikebumikan. Sungguh tidak berperikemanusiaan. Seorang pahlawan yang gugur diperlakukan sangat tidak manusiawi meski untuk sekedar membaringkan jenasah yg dikorbankannya. Semoga amal ibadah beliau diterima di sisiNya. Sebagai umat muslim, saya merasa ikut berdosa atas penolakan dari warga yg katanya tau tentang agama,” tulis Thie.Thiet di status akun facebook-nya.

Komentar simpati juga disampaikan akun Tsucie Ay Cloth mengomentari salah satu tautan berita kejadian penolakan jenazah almarhumah.

Semoga husnul khotimah,, yg menolak nalarnya dimana? Kalo pemakaman mengikuti tata cara yg benar kan juga aman.. padahal tenaga medis sudah berjuang bertaruh nyawa,” tulisnya di akun facebook. (abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here