Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. FOTO:SCREENSHOT/UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. SRAGEN- Seorang wanita tenaga medis di Puskesmas Kecamatan Kedawung Kabuaten Sragen Jawa Tengah dikabarkan telah diteror akibat menangani salah satu pasien positif Covid-19 di wilayah tersebut. Pelaku mengirimkan pesan bernada ancaman lewat Whatsapp (WA) kepada tenaga medis tersebut.

Kabar adanya tenaga medis Sragen yang diteror itu dibenarkan Camat Kedawung, Nugroho Dwi Wibowo. Dilansir detikcom, Minggu (31/5/2020), pelaku merasa dizalimi dan mengancam akan balas dendam.

Nugroho Dwi Wibowo menyebut telah mendapat laporan dari pihak yang bersangkutan. Saat ini pihaknya tengah berkoordinasi untuk mencari solusi.

Nugroho Dwi Wibowo menyebut kemungkinan si pasien merasa dikucilkan dari lingkungan sehingga merasa tertekan.

“Benar ada laporan itu. Itu (latar belakangnya, red) ada anggota keluarganya yang positif, terus ada rapid dan sebagainya. Dia mungkin merasa agak dikucilkan di lingkungannya. Biasa kan warga tidak berani mendekat. Kan wajar di saat seperti ini,” terangnya.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan sudah mendapat laporan ikhwal ancaman tersebut. Ganjar Pranowo meminta aparat kepolisian untuk tidak ragu menyelesaikan persoalan itu.

“Saya harap polisi tidak usah ragu. Kami mendukung siapapun yang mengancam untuk ditindak, apalagi kepada tenaga medis,” kata Ganjar saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (31/5/2020).

Ganjar meminta masyarakat tidak memberikan stigma negatif terhadap para petugas kesehatan dalam melaksanakan tugasnya melawan covid-19. Sebab menurutnya, semuanya sudah dilakukan sesuai standar dan prosedur yang ada.

“Jangan lagi pernah ada model-model seperti ini. Tolong jangan ada yang aneh-aneh, kita lagi dalam kondisi sulit. Maka saya dukung petugas keamanan untuk bisa menyelesaikan ini. Diperiksa saja,” tegasnya.

Ganjar juga mendapat informasi bahwa korban pengancaman menjadi trauma dan ketakutan. Ia meminta agar korban melaporkan kepada petugas secara gamblang tentang apa yang terjadi, sehingga cepat bisa diselesaikan.

“Saya minta korban melaporkan secara gamblang. Tidak boleh ada stigma-stigma negatif yang nanti membuat hati orang terluka,” terangnya.

Ganjar juga mengatakan masih mendalami persoalan itu. Sebab dari laporan yang masuk, belum jelas kronologi pengancaman, penyebab dan faktor lainnya.

“Sebenarnya kalau saya bisa tahu orangnya (korban, red), saya pengen telepon untuk dengar sendiri. Saya ingin dengar siapa yang mengancam, apa persoalannya sehingga jelas apa yang terjadi. Kalau memang Korban ketakutan atau trauma, akan kami bawa ke shelter agar dia aman,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala UPTD Puskesmas Kedawung, Sragen, Windu Nugroho, membenarkan soal tenaga medis yang diteror tersebut. Pihaknya menyesalkan kejadian ini lantaran tim medis telah bekerja sesuai prosedur.

“Benar salah satu staf mendapatkan pesan seperti itu. Sebenarnya penanganan pasien tidak ada yang berbeda dengan yang lain. Kalau ada yang positif di rapid test, kalau positif dikarantina. Ini kok malah diancam,” terang Windu Nugroho. (dtc/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here