Petugas TACB Kabupaten Semarang meneliti batu pipih diduga potongan tangga candi ditemukan di situs Sikenteng Dusun Ngablak Kelurahan Candirejo, Ungaran Barat. FOTO:IST

UNGARANNEWS.COM. UNGARAN BARAT- Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Semarang segera menerjunkan personil untuk melakukan penelitian temuan batu pipih yang diduga potongan tangga candi. Dugaan awal, batu jenis piroklastik itu diperkirakan berasal dari abad 8 – 10 masehi atau masa klasik tua, era kerajaan Hindu – Budha.

Ketua TACB Tri Subekso menjelaskan batuan kuno tersebut ditemukan seorang petani di kawasan Situs Sikenteng Ngablak, Kelurahan Candirejo, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

“Hasil penelitian awal diduga batuan candi berasal dari abad 8-10 Masehi atau periode klasik tua. Ukuran batu panjang 41 cm, lebar 24 cm, dan tinggi 19 cm. Dugaan kami batuan tersebut berjenis piroklastik, di kawasan tersebut batuan yang ada berjenis itu,” jelas Subekso, kemarin.

Dilihat dari bentuknya yang berulir dan lebar, bisa dipastikan batuan itu berasal dari struktur tangga sebuah candi. Mengingat lokasi penemuan berada di dataran tinggi dan tidak jauh dari sumber air yang merupakan ciri khas sebuah bangunan suci pada masa itu.

Dituturkan Subekso penemuan tersebut dilaporkan seorang petani kacang setempat bernama Turkhamun. Setelah dilakukan pengecekan dipastikan merupakan batuan kuno diduga bagian struktur pipi tangga candi.

Subekso menyebut ada beberapa potongan batu candi yang ditemukan. Selain batu yang diduga bagian pipi tangga candi juga ditemukan beberapa batu berprofil berukuran kecil.

Sementara itu, Turkhamun menuturkan menemukan potongan batu berukir mirip siput tersebut saat sedang mencangkul di kebun. Penemuan itu sebenarnya pada Agustus 2020 lalu, namun baru dilaporkan ke Kelurahan Candirejo pada Jumat (25/9/2020), dilanjutkan laporan ke TACB Kabupaten Semarang.

“Saya sedang mencangkul di kebun terkena batu itu. Lalu saya angkat dan bawa ke rumah. Petugas TACB baru mengecek ke lokasi hari Jumat,” kata Turkhamun kepada wartawan, kemarin.

Saat ini batuan tersebut sudah disimpan ke museum Pandanaran di Tuntang, Kabupaten Semarang untuk dirawat guna penelitian lebih lanjut. (ist/tm)

Baca Berita Terkait: Penemuan Situs Bantal Susun Ditengarai Pertirtaan Zaman Kuno

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here