Penanganan pasien Covid-19 di RSUD Ambarawa. FOTO:DOK/UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. UNGARAN TIMUR- Pasien virus Corona (Covid-19) di Kabupaten Semarang terus meningkat hingga rumah sakit rujukan tidak mampu menampung (overload). Kondisi ini dikhawatirkan menyebabkan penyebaran virus Corona semakin mewabah.

Anggota DPRD Kabupaten Semarang, Wisnu Wahyudi mengatakan, penanganan pasien tidak maksimal bakal menjadi masalah besar. Jika pasien positif dipaksa pulang untuk isolasi mandiri di rumah dikhawatirkan menjadi kluster dalam keluarga dan lingkungannya.

“Pasien positif Covid-19 yang sudah parah tidak mungkin dirawat di rumah, pasien butuh alat bantuan medis di rumah sakit, pernafasannya sesak dan tersenggal bisa fatal kalau dirawat di rumah,” ujarnya kepada UNGARANNEWS.COM, Senin (7/12/2020) siang.

Berbeda jika pasien yang dirawat di rumah dinyatakan positif tanpa memiliki gejala. Dia masih bisa bernafas meski tidak menggunakan alat bantu pernafasan. Meski demikian, anggota Fraksi PDI Perjuangan ini menilai, perawatan di rumah rawan menimbulkan potensi penularan.

“Di rumah mereka bisa bebas tanpa pengawasan petugas, ini yang kita khawatirkan bakal menulari orang yang serumah. Tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan masih kurang,” ungkapnya. Baca Juga: Rumah Sakit Overload Pasien Covid-19, Pemkab Semarang Arahkan Dirawat di Rumah

Menurutnya, kebutuhan perawatan sangat mendesak, ia meminta Bupati Semarang H Mundjirin selaku Ketua Satgas Covid-19 segera menyiapkan tempat perawatan darurat khusus pasien positif Covid-19. Dia berharap bukan tempat singgah, tapi benar-benar tempat untuk merawat agar penanganannya dapat maksimal.

“Dua rumah singgah yang ditunjuk Pemkab kan juga overload. Tidak perlu mencari rumah singgah baru, pasien butuh tempat perawatan lengkap dengan alat bantu medis. Penanganan virus Corona tidak bisa asal-asalan, justru penyebarannya semakin masif juga membahayakan nyawa pasien,” jelasnya.

Disebutkan Wisnu, anggaran Pemkab Semarang untuk penanganan Covid-19 tahun ini masih ada sisa, tidak ada alasan jika penanganan masih asal-asalan. Ia meminta anggaran pemulihan pasca Covid-19 dan bantuan sosial (bansos) difokuskan untuk penanganan.

“Kasihan masyarakat jika penyebaran virus semakin meluas. Bupati harus bertanggungjawab, menyangkut kesehatan dan keselamatan. Masalah penting harus diselesaikan lebih dulu,” tegasnya.

Wisnu mengusulkan, bangunan bisa digunakan untuk tempat perawatan salah satunya Stadion Pandanaran Wujil. Disebutkan, banyak ruangan kosong bisa dimanfaatkan untuk ‘rumah sakit’ darurat. Jika diestimasi jumlah tenaga medis cukup mumpuni berbagi tugas di tempat perawatan tersebut.

“Perlu inovasi penanganan dan tindakan cepat. Kasus Covid-19 merupakan bencana nonalam, butuh penanganan secepatnya,” tandasnya. Baca Juga: 503 Warga Kabupaten Semarang Positif Covid-19, Bupati Larang Penerima BST Berkerumun

Diberitakan sebelumnya, Plh Sekda Kabupaten Semarang Valeanto Soekendro mengatakan, rumah sakit rujukan Covid-19, RSUD dr Gondo Suwarno Ungaran dan RSUD dr G Mangunkusumo Ambarawa sudah tidak mampu menampung pasien yang terkonfrmasi virus Corona.

“Ya, rumah sakit (RSUD Ungaran dan RSUD Ambarawa, red) penuh. Kapasitas sudah full. Piye carane (bagaimana caranya, red),” ujarnya kepada UNGARANNEWS.COM di ruangannya.

Upaya penanganan pasien, menurut Kendro, warga yang saat ini terkonfirmasi virus Corona dianjurkan menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Pemkab juga menyerahkan penanganan mereka ke desa dan kelurahan masing-masing.

Informasi dari website resmi Pemkab Semarang https://corona.semarangkab.go.id/ menyebutkan data update Minggu (6/12/2020) pukul 16:00 WIB jumlah penderita Covid-19 tembus sebanyak 3.364 orang, bulan ini suspek sebanyak 46 orang, hasil laboratorium negatif 268 orang, masih dirawat 46, dan meninggal 96 orang. (abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here