
UNGARANNEWS.COM. UNGARAN TIMUR- Perayaan Imlek tahun 2021 berlangsung di tengah pandemi Covid-19, menyurutkan suasana perayaan Tahun Baru Cina 2572 ini, terlihat tak semeriah seperti tahun-tahun sebelumnya. Beberapa kegiatan yang biasanya selalu ada ditiadakan, meski tidak menghilangkan ritual rutin tahunan.
Di vihara Sri Kukus Redjo atau dikenal sebutan Kelenteng Gunung Kalong di lingkungan Kalongan, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, terlihat sepi sejak malam pergantian tahun Cina hingga hari ini. Hanya satu dua pengunjung yang datang bersama keluarga untuk sembahyang dan menghantarkan doa.
Aditya (46) warga Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Ungaran Timur, mengatakan, tahun ini ia memperingati Imlek hanya bersama keluarga kecilnya, yakni istri dan ketiga anaknya. Tidak ada upacara ritual, dan doa bersama yang biasa diadakan di kelenteng Gunung Kalong.
“Imlek tahun kemarin (2020, red) kami berkunjung keluarga di Jakarta. Kami juga biasa mengikuti kegiatan yang diadakan di Gunung Kalong. Tapi kali ini kami di rumah saja, datang ke vihara hanya untuk doa bersama keluarga saja,” ujarnya kepada UNGARANNEWS.COM, Jumat (12/2/2020).
Menurut Aditya, kegiatan ritual Imlek kali ini ia fokuskan bersama keluarga, merayakan di rumah bersama keluarga dan memanjatkan doa. Terlebih lagi kegiatan ritual bersama di kelenteng-kelenteng ditiadakan.
“Ya sebatas doa bersama keluarga, menghaturkan rasa syukur atas tahun kemarin yang sudah kita lalui, dan memohon tahun ini diberi perlindungan kesehatan dan kelancaran rezeki. Semoga kita dan semua masyarakat diberi kesehatan dan pandemi Covid-19 segera hilang,” ungkapnya.
Ungkapan senada disampaikan pengurus kelenteng Gunung Kalong, Koh Jimmy. Dikatakan, tidak ada kegiatan ritual dan doa bersama di keleteng. Pengunjung yang datang hanya bersama keluarganya sendiri-sendiri tidak ada yang berombongan. Baca Juga: Langka! Pohon Kelapa Tua di Vihara Gunung Kalong Baru Berbuah Jelang Imlek
“Pungunjung hanya dari kalangan keluarga, datang sekedar untuk sembahyang, setelah itu mereka pulang. Tidak ada yang berkumpul-kumpul, semua memahami tidak boleh ada kerumunan. Satu dua orang yang datang mematuhi protokol kesehatan, kita selalu awasi,” tuturnya.
Meski tidak ada kegiatan ritual bersama, lanjut Jimmy, kegiatan bersih-bersih patung dewa-dewi (kimsin) atau rupang tetap dilaksanakan. Selain sudah menjadi kegiatan tahunan, ritual juga untuk membersihkan seluruh ruangan altar berikut kimsin yang ada di dalamnya.
“Kita melaksanakan bersih-bersih kimsin sebelum Tahun Baru Imlek, itupun hanya kalangan kita sendiri (pengurus, red) yang melaksanakan. Kita batasi pengunjung luar tidak diperbolehkan ikut,” jelasnya.
Suasana kelenteng yang sepi, menurut Jimmy, karena sebelum perayaan Imlek pengurus sudah menyampaikan tidak ada kegiatan bersama di kelenteng. Pihaknya menyampaikan seluruh umat agar mematuhi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Skala Mikro yang saat ini tengah berlangsung.
Hal itu terlihat tidak ada satupun petugas keamanan dari kepolisian maupun TNI yang berjaga. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, kelenteng yang berada di puncak bukit Kalong ini selalu ramai dikunjungi umat Tri Dharma dari berbagai daerah, bahkan pengunjung dari luar negeri. (abi/tm)