
UNGARANNEWS.COM. RUMAH DINAS- Suasana sakral terasa saat pelaksanaan Jamasan Pusaka peninggalan Bupati Semarang Ki Ageng Pandanaran II di pendapa Rumah Dinas Bupati Semarang Jalan Ahmad Yani Ungaran, Jumat (12/3/2021).
Sejumlah pusaka keluarkan dari rumah dinas kemudian dibersihkan menggunakan air bunga yang diambil dari sumber mata air di 11 Kecamatan di Kabupaten Semarang. Prosesi diawali penyerahan sebilah keris pusaka peninggalan Bupati Semarang pertama oleh Bupati Semarang H Ngesti Nugraha kepada Ketua Paguyuban Tosan Aji Pandanaran MA Sutikno.
Tujuh pusaka terdiri dari tiga keris, tiga tombak dan satu tombak trisula dijamas. Diadakan dalam rangkaian peringatan Hari Jadi ke-500 Kabupaten Semarang tanggal 15 Maret 2021. Turut hadir mengikuti acara penjamasan Wakil Bupati Semarang H. Basari, Pj Sekda, Kapolres Semarang AKBP Ari Wibowo, Dandim 0714/Salatiga Letkol Inf Loka Jaya Sembada, dan jajaran Forkompimda.
“Penjamasan pusaka peninggalan leluhur dimaksudkan untuk menghormati jasa para pendahulu Kabupaten Semarang. Sekaligus melambangkan niat suci membangun Kabupaten Semarang yang lebih sejahtera dan berdikari. Saya berharap Kabupaten Semarang di usia 500 tahun tetap tentrem, ayem dan gemah ripah loh jinawi. Masyarakat semakin sejahtera dan pendemi Covid-19 segera berakhir,” ucap Bupati H Ngesti Nugraha menggunakan bahasa Jawa kromo inggil medok saat memberikan sambutan sebelum prosesi penjamasan.
Satu per satu pusaka dikeluarkan dari warangka dan sarung penutup, kemudian dibersihkan menggunakan air bunga dan ubo rampe lainnya oleh MA Sutikno bersama juru kunci pusaka Pemkab Semarang Edy Sukarno. Suasana di luar terjadi hujan deras tidak menyurutkan kesakralan ritual yang berlangsung sekitar 1 jam tersebut. Baca Juga: Jelang HUT ke-500 Kabupaten Semarang, Bupati Ngesti Nugraha Sholat Sunah Sebelum Ziarah
“Penjamasan bertujuan membersihkan pusaka tetap terjaga dan lestari, juga simbolisasi semua perilaku kita tahun kemarin agar tahun mendatang melangkah dengan tindakan dan pola pikir lebih baik dan jernih,” ujar Sutikno.
Setelah seluruh pusaka peninggalan Ki Ageng Pandanaran II dijamas kemudian dikembalikan dalam warangka. Sedangkan tiga tombak dan satu trisula diletakkan kembali di ujung tombak dan diletakkan pada tatakannya. Prosesi pengembalian pusaka dilakukan para pembawa pusaka berjalan beriringan mengitari depan pendapa menuju ruang utama rumah dinas.
“Hujan deras tercurah semoga menjadi berkah bagi Kabupaten Semarang. Masyartakat semakin maju hidup rukun dan sejahtera,” harap Sutikno. Baca Juga: Jelang HUT ke-500 Kabupaten Semarang, Bupati Ngesti Nugraha Sholat Sunah Sebelum Ziarah
Sementara itu, sebelum prosesi Jamasan Pusaka diadakan tirakatan Merti Bumi Serasi pada Kamis (11/3/2021) malam di Dusun Karangkepoh Desa Pager, Kecamatan Kaliwungu. Diadakan di rumah milik almarhum Siswo Martono yang pernah menjadi tempat pengungsian sementara Bupati Semarang pada masa revolusi fisik tahun 1940-an.
Pada kesempatan itu Bupati H Ngesti Nugraha menyerahkan hasil bumi kepada Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Semarang Sarwoto Ndower. Penyerahan hasil bumi berwujud manggar kelapa dan singkong sebagai perlambang harapan kemakmuran masyarakat Kabupaten Semarang lebih baik di masa mendatang.
Diakhiri pemotongan tumpeng oleh Bupati diserahkan kepada Sri Rujuk Kuncorowati, istri dari Siswo Martono sebagai tanda penghormatan. Disebutkan Bupati, rumah bersejarah di Karang kepoh tersebut akan dijadikan aset Pemkab Semarang. (abi/tm)