Kapolres Salatiga AKBP Rahmad Hidayat didampingi Kasubbag Humas Polres Semarang, AKP Hari Slamet Trianto menjelaskan penyebab ketiga korban meninggal dunia diduga akibat keracunan miras dan barang bukti miras sisa konsumsi. FOTO:UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. SALATIGA- Kasus kebiasaan minum minuman keras (miras) kembali memakan korban jiwa. Sebanyak tiga mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Kota Salatiga tewas diduga akibat keracunan setelah menggelar pesta miras. Ketiga meninggal secara bersusulan setelah mendapat perawatan di RSUD Salatiga.

Ketiga korban terindentifikasi bernama Ovni Wakerkwa (21) warga asal Mimika Papua dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (Fiskom) UKSW, Rudolf Carlos Kelanangame (24) warga asal Papua, mahasiswa dari Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UKSW, dan Marpino M Sipka (23) warga asal Papua mahasiswa Fakultas Sosiologi UKSW.

Kapolres Salatiga AKBP Rahmad Hidayat didampingi Kasubbag Humas Polres Semarang, AKP Hari Slamet Trianto menjelaskan penyebab ketiga korban meninggal dunia diduga akibat keracunan setelah pesta miras pada Sabtu (6/3/2021) malam. Ketiga korban minum miras bersama 4 temannya yang saat ini masih dalam perawatan di rumah sakit.

“Tiga korban meninggal sempat dirawat di RSUD Salatiga. Empat korban lainnya saat ini masih dalam perawatan, diantaranya dua korban dirawat di RSUD Salatiga dan dua korban dirawat di RS Elizabet Kota Semarang,” jelasnya kepada wartawan, kemarin.

Berdasarkan keterangan dari RSUD Kota Salatiga, lanjut Kapolres, korban meninggal karena kelebihan kelenjar getah bening. Hasil pemeriksaan lengkap tidak ditemukan adanya tanda kekerasan ataupun suspek virus Covid-19. Baca Juga: Pesta Miras Oplosan Rayakan Ultah Teman, Tujuh Pengamen Tewas

Kronologi kejadian disebutkan, berawal adanya informasi diterima petugas menyebutkan adanya korban atasnama bernama Ovni Wakerkwa meninggal dunia disebabkan sakit mendadak pada hari Rabu (10/3/2021) sekitar pukul 23.00.

Sebelum meninggal korban sempat menjalani perawatan di RSUD Kota Salatiga. Petugas kemudian melakukan penelusuran dan menemukan kecurigaan penyebab kematian Ovni karena hal lain bukan karena penyakit.

“Setelah ditelusuri betul kecurigaan petugas, korban meninggal diduga akibat keracunan setelah mengkonsumsi miras,” jelasnya.

Saat petugas menangani kasus ini, korban lainnya yang ikut minum miras menyusul meninggal dunia secara bersusulan. Korban kedua adalah Rudolf Carlos meninggal pada Kamis (11/3/2021) sekitar pukul 14.35 WIB saat dirawat di RSUD Salatiga.

“Korban ketiga bernama Marpino M Sipka , meninggal pada hari Jumat (12/3/2021) di RS Puri Asih Salatiga. Penyebab kematian korban diduga sama dengan kedua korban sebelumnya, diduga akibat minum miras,” ungkapnya. Baca Juga: Pesta Miras Oplosan 5 Tewas, Diracik dari Alkohol 96 Persen dan Jamu Pahitan

Dari peristiwa tersebut petugas melakukan penyelidikan dan meminta keterangan sejumlah saksi di kontrakan mahasiswa Papua di Kampung Kemiri RT 08 RW 09 Kecamatan Sidorejo, Salatiga. Hasil menyelidikan menemukan masih ada 4 korban lainnya yang saat ini masih dalam perawatan secara intensif di rumah sakit.

“Para korban sebelumnya melakukan pesta miras berjumlah tujuh orang di sebuah kos-kosan mahasiswa. Para korban seusai mengkonsumsi miras mengalami sesak nafas dan akhirnya meninggal,” tandasnya.

Menurut Kapolres kasus tewasnya ketiga mahasiswa asal Papua ini masih dalam proses penyelidikan. Diduga miras yang dikonsumsi telah dioplos. Petugas telah mengamankan barang bukti yang didapat di lokasi kejadian, selain itu mengamankan penjual miras berikut puluhan botol miras yang dijual.

“Petugas juga telah memeriksa rekan korban yang akan mengantar ke rumah duka Santa Maria Kota Semarang. Kita sampaikan imbauan dan motivasi agar kejadian ini jangan terlulang lagi. Jenazah para korban sempat dibawa ke Santa Maria Semarang dan di Tiong Ting Salatiga,” urainya. Baca Juga: Pesta Miras di Depan Pendopo Bupati, Sembilan Orang Diamankan

Wakil Rektor UKSW Salatiga Andeka Rocky Tanaamah mengatakan, pihaknya ke depan akan terus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap para mahasiswa UKSW. Pihaknya selama ini selalu mengingatkan para mahasiswa dalam setiap kesempatan baik pertemuan antaretnis atau melalui koordinasi khusus.

“Khusus pada adik-adik asal Papua yang memiliki ikatan kuat kita selalu berkomunikasi dengan baik. Dan, kejadian ini memang tidak kami duga dan jujur kaget. Ini merupakan catatan bagi kami dan duka besar,” ujarnya kepada wartawan.

Sementara itu, korban pertama sudah diberangkatkan ke Papua pukul 17.45 wib kemarin melalui Bandara A Yani Semarang menggunakan pesawat Garuda, sedangkan dua jenazah lainnya menyusul petang harinya. (abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here