Bupati Semarang menyemangati seorang difabel peserta pelatihan penanggulangan bencana dan pengkajian kebutuhan paska bencana (Jitupasna) di The Wujil Resort, Rabu (7/4/2021) hingga Kamis (8/4/2021). FOTO:IST/UNGARANNEWS.COM

UNGARANNEWS.COM. BERGAS- Sebanyakn 50 peserta dari beberapa kecamatan dan komunitas masyarakat mengikuti pelatihan penanggulangan bencana dan pengkajian kebutuhan paska bencana (Jitupasna) digelar di The Wujil Resort, Rabu (7/4/2021) hingga Kamis (8/4/2021) hari ini.

Kepala pelaksana BPBD Kabupaten Semarang Heru Subroto mengatakan peserta pelatihan kali diikuti unsur pemerintah desa di kecamatan rawan bencana. Diantaranya dari Kecamatan Sumowono, Banyubiru, Jambu, Bergas, Ungaran Barat dan Timur.

“Kemampuan mengkaji kebutuhan paska bencana perlu dimiliki perangkat desa setempat agar dapat ditentukan besarnya bantuan yang harus dibawa pada kesempatan pertama,” ujarnya kepada UNGARANNEWS.COM, Kamis (8/4/2021).

Selain itu melibatkan peserta dari kalangan kaum difabel. Dalam mitigasi bencana dinilai penting dalam upaya meningkatkan potensi keselamatan mereka saat terjadi bencana.

“Kita akan terus melibatkan kaum difabel dalam berbagai pelatihan dan mitigasi bencana. Ke depan akan dibentuk unit Lingkungan Inklusi Difabel Indonesia (LIDI) untuk melibatkan secara aktif kaum difabel dalam mitigasi bencana,” tandasnya.

Pembukaan Pelatihan penanggulangan bencana dan Jitupasna) dibuka oleh Bupati Semarang H Ngesti Nugraha, kemarin.

Saat sambutan, Bupati menegaskan peran serta masyarakat sangat penting dalam penanganan bencana. Mereka dapat menjadi pendukung penting bagi anggota TNI, Polri dan BPBD untuk memberikan pertolongan kepada korban pada kesempatan pertama.

”Gerak cepat menjadi penting untuk meminimalkan korban dan kerugian akibat bencana. Semua pihak termasuk warga dan pemerintah desa setempat bertanggung jawab untuk memberikan bantuan paska bencana,” kata Bupati. (abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here