
RUMAH DINAS. UNGARANNEWS.COM- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah Dr KH Ahmad Darodji mengajak para ulama untuk membantu pemerintah daerah mengatasi kemiskinan ekstrem. Selain itu masyarakat tetap rukun menghadapi tahun politik.
Hal itu dikatakan saat melantik kepengurusan MUI Kabupaten Semarang Masa Khidmah 2023-2028 di Pendapa Rumah Dinas Bupati Semarang di Ungaran, Rabu (1/3/2023).
MUI Kabupaten Semarang Masa Khidmah 2023-2028 diketuai KH Fathurrohman Thohir. Kepengurusan juga dilengkapi beberapa komisi. Diantaranya komisi pemberdayaan ekonomi umat, komisi perempuan remaja dan keluarga serta komisi kerukunan umat beragama.
Ketua MUI Jateng KH Ahmad Darodji mengatakan MUI yang membawahi ulama dari berbagai organisasi Islam diharapkan dapat membantu program pemerintah yang berjalan saat ini, khususnya penanganan kemiskinan ekstrem. BACA JUGA: KH Zaenal Abidin Kembali Terpilih Ketua DMI Kabupaten Semarang
“Para ulama dan Baznas mengupayakan bagaimana kita dapat membantu pemerintah mengatasi kemiskinan ekstrem yang menjadi program saat ini. Diharapkan dapat memberikan nilai kemaslahatan bagi masyarakat luas. Termasuk membantu pemerintahan mengatasi masalah stunting,” ujar KH Darodji seusai acara pelantikan.
Ditambahkan, memasuki tahun politik menjelang tahun pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang, MUI mengimbau masyarakat jangan mudah terpengaruh oleh kepentingan tertentu yang dapat memecah belah masyarakat.
“Tahun politik akan banyak polarisasi di masyarakat. Terjadi perbedaan dukungan hingga muncul ‘sopo kowe sopo aku’ (siapa kamu siapa aku, red). Untuk mencari dukungan sampai menjatuhkan lawan. Kita ini kan bersaudara satu sama lain. Jangan saling bermusuhan,” jelasnya.
Menurut KH Darodji, siapa saja boleh mengunggulkan calon yang didukung dengan menggunakan cara-cara yang baik sesuai tuntutan agama dan negara. Diharapkan tidak terjadi lagi upaya-upaya tidak baik dengan merusak orang yang dianggap sebagai lawan.
“Mau ngelem calone dewe monggo, ora usah ngerusak wong liyo (mau memuji calonnya sendiri silahkan, tidak usah merusak orang lain, red). Jangan ada lagi istilah pendukung Cebong dan pendukung Kampret. Kita semua satu bersaudara,” tandasnya.
Sementara itu, terkait program penanganan kemiskinan ekstrem, berdasarkan data Pemprov Jateng, angka kemiskinan Jateng mengalami penurunan sebesar 0,27 persen pada periode September 2021 ke September 2022. Hingga saat ini angka kemiskinan Jateng masih 10,98 per September 2022. (abi/tm)