
UNGARANNEWS.COM. SALATIGA- Menyikapi kejadian meninggalnya 3 mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga asal Papua, tokoh masyarakat Papua Salatiga dan mahasiswa Papua yang ada di Jawa Tengah mengadakan deklarasi anti minuman keras (miras).
Sebelum pembacaan deklarasi mereka menggelar tradisi bakar batu yang merupakan tradisi penting di Papua, yaitu ritual adat memasak bersama yang bertujuan sebagai wujud syukur dan bersilaturahmi baik menyambut kebahagiaan ataupun karena duka.
Kegiatan diadakan di Jalan Kemiri Sari RT 04/09 Kel. Salatiga Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga pada hari Minggu (14/03/2021), dihadiri Kapolres Salatiga AKBP Rahmad Hidayat, S.S. didampingi Kasat Intelkam AKP Santosa SH dan Kapolsek Sidorejo AKP Harjan Widodo SH, Yayasan Binterbusi Semarang Paulus Sudiyo, Pihak UKSW (Kepala Lembaga Layanan Kemahasiswaan) Giner.
Tokoh Papua di Salatiga Melkor N.N Sitokdana S.Kom M.Eng, sebagai Wani Mahasiswa, Ketua Himppar (Himpunan Mahasiswa Pelajar Papua Barat) Salatiga Imanuel Mimin, Ketua Imapas (Ikatan Mahasiswa papua Semarang) dan peserta Deklarasi (Pelajar dan Mahasiswa papua di jawa Tengah) sekitar 100 orang.
Kapolres Salatiga AKBP Rahmad Hidayat, S.S. menyatakan turut berbela sungkawa yang mendalam, Kota Salatiga merupakan Kota Tertoleran untuk itu harus kita jaga bersama dengan menjaga keamanan dan ketertiban. Baca JUga: Pesta Miras di Kos-kosan, Tiga Mahasiswa UKSW Salatiga Asal Papua Tewas
“Jadikan kejadian kemarin sebagai pelajaran berharga agar tidak terulang kembali, tugas utamanya adalah belajar agar bisa menjadikan kebanggaan orangtua dan Papua,” ucap AKBP Rahmad Hidayat, S.S, kemarin.
Giner selaku perwakilan dari UKSW menyatakan ketiga mahasiswa yang meninggal adalah orang yang bersemangat untuk membangun Papua. Musibah ini mungkin karena kurangnya komunikasi tidak saling mengingatkan ketika ada yang salah jalan,
“Minum minuman keras juga dilarang dalam Al Kitab. Kedepan harus saling mengingatkan jika ada yang salah jalan,” tegasnya.
Tokoh Masyarakat Papua di Salatiga Melkior Sitokdana S.Kom M.Eng menegaskan, bahwa minuman keras adalah salah satu alat memusnahkan manusia Papua sebagaimana fakta terjadi saat ini di Papua.
“Jadilah agen perubahan tanah Papua karena yang menentukan peradapan Papua orang Papua itu sendiri, Minuman keras dari segi kesehatan memutus dan merusak syaraf sehingga orang Papua sulit berkembang, Jangan pernah memutus peradapan Papua, kualitas anak-anak kita harus lebih terdidik dan berintelektual untuk memajukan Papua, jangan sampai orang mabuk identik dengan Papua,” tegasnya.
Pertemuan ditutup dengan penandatanganan dan pembacaan deklarasi dan ikrar Mahasiswa Papua menyatakan anti miras, dan meminta kepolisian tindak tegas pelaku miras. Baca Juga: Pesta Miras di Kos-kosan, Tiga Mahasiswa UKSW Salatiga Asal Papua Tewas
Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak tiga mahasiswa UKSW Kota Salatiga tewas diduga akibat keracunan setelah menggelar pesta miras. Ketiga meninggal secara bersusulan setelah mendapat perawatan di rumah sakit.
Ketiga korban terindentifikasi bernama Ovni Wakerkwa (21) warga asal Mimika Papua dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (Fiskom) UKSW, Rudolf Carlos Kelanangame (24) warga asal Papua, mahasiswa dari Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UKSW, dan Marpino M Sipka (23) warga asal Papua mahasiswa Fakultas Sosiologi UKSW. (hms/tm)