UNGARANNEWS.COM. TEGAL- Pahlawan demokrasi pada Pemilu 2019 banyak yang gugur. Mereka gugur saat menjalankan tugas. Mulai dari kampanye, masa tenang, hingga proses rekapitulasi surat suara di tingkat kecamatan dan desa.
“Dua anggota kami yang gugur dari Kecamatan Suradadi dan Tarub,” kata Komisioner Divisi Hukum, Data, dan Informasi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Tegal Harpendi Dwi Pratiwi, Selasa (23/4).
Dia mengemukakan, pengawas di Suradadi yang gugur karena kecelakaan saat penertiban Alat Peraga Kampanye (APK) sebelum pencoblosan. Sedangkan pengawas pemilu di Kecamatan Tarub karena terjatuh dari kendaraan setelah pertemuan di sekretariat. Selain gugur, ada juga anggota Pengawas Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kecamatan Bumijawa yang mengalami patah kaki saat bertugas.
“Dia terjatuh dari pohon saat sedang mencabut APK. Itu di wilayah Kecamatan Bumijawa,” ujarnya.
Menurut Harpendi, pahlawan demokrasi yang mengalami musibah, tidak hanya itu. Beberapa anggotanya juga ada yang sakit karena kelelahan setelah selesai melaksanakan tugas pengawasan rekapitulasi. Mereka akhirnya dibawa ke puskesmas dan rumah sakit.
“Kami belum bisa menyebutkan jumlah pengawas pemilu yang sakit. Perkiraan sekitar 10 orang,” ucapnya.
Terpisah, Komisioner KPU Kabupaten Tegal Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM Himawan Tri mengatakan, pahlawan demokrasi yang gugur saat bertugas pada Pemilu 2019 juga dialami petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS). Salah satu PPS di Desa Dermasuci, Kecamatan Pangkah mengalami kecelakaan setelah bertugas di kecamatan setempat. Korban bernama Sutrisno, 50. Sedangkan anggota KPPS yang meninggal dunia bernama Susanto, 65. Korban merupakan anggota KPPS di Desa Pedagangan, Kecamatan Dukuhwaru.
“Infonya korban kelelahan setelah bertugas. Korban meninggal dunia pada hari Senin (22/4) sekitar jam delapan pagi,” sambungnya. (rateg/tm)
