UNGARANNEWS.COM. GEDUNG DPRD- Di luar dugaan jumlah warga Kabupaten Semarang terkait virus Corona (Covid-19) mencapai 426 orang. Diantaranya sebanyak 424 masuk kategori orang dalam pantauan (ODP) dan sebanyak 2 orang tercatat sebagai pasien dalam pengawasan (PDP).
Sebanyak 2 orang PDP saat ini masih dirawat di RSUD Ambarawa, sedangkan sebanyak 426 ODP menjalani isolasi di rumah masing-masing. Data tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Semarang, dr Ani Rahardja dalam rapat koordinasi pimpinan DPRD Kabupaten Semarang bersama Tim Gugus Tugas Pencegahan Virus Corona di ruang rapat DPRD, Senin (23/3/2020).
Disebutkan dr Ani, kedua pasien PDP masih dirawat di ruang isolasi RSUD Ambarawa. Sejauh ini hasil pemeriksaan swap dari tenggorokan dan tubuh pasien masih menunggu hasil uji laboratorium dari rumah sakit di Jogjakarta.
“Pasien PDP masih dalam perawatan, hasil pemeriksaan sementara belum positif corona. Masih dalam perwatan dan pengawasan petugas medis,” ujarnya dalam rapat.
Dijelaskan, penanganan pasien suspect corona pihaknya telah menyiapkan ruang isolasi di empat rumah sakit yakni RSUD Ambarawa, RSUD Ungaran, RSU Ken Saras, dan RSU Bina Kasih.
“RSUD Ambarawa menyiapkan 4 ruangan isolasi masing-masing memiliki 4 bed, Ungaran sebanyak 2 ruangan isolasi, Ken Saras 2 ruangan masing-masing 2 bed, dan Bina Kasih 1 ruangan isolasi 1 bed,” jelasnya.
Pihaknya mengeluh kesulitan mendapatkan Alat Pelindung Diri (APD) untuk para petugas medis yang menangani pasien terkait corona. Stok yang ada saat ini diperkirakan hanya sampai 4 – 5 hari kedepan.
“Pemesanan APD sesuai standar lewat propinsi. Kita masuk menunggu APD datang, sangat penting buat menjaga kelamatan petugas medis,” tandasnya.
Ketua DPRD Kabupaten Semarang Bonda Marutohening mengatakan, pihaknya kecewa mengetahui persiapan Gugus Tugas yang dibentuk Bupati Semarang tidak bekerja sungguh-sungguh.
Dari hasil inspeksi mendadak (sidak) belum lama ini, maupun klarifikasi dalam rapat tadi jawaban diberikan Ketua Tim Gugus Tugas. Gunawan Wibisono masih normatif.
“Belum ada tindakan yang riil, jawaban Sekda baru koordinasi antar pimpinan tim, dan baru akan sosialisasi ke masyarakat. Kondisi darurat corona seperti sekarang masih baru akan bertindak, bagaimana kalau ada lonjakan suspect corona,” tegasnya usai mendengar penjelasan Sekda.
Bondan mengatakan di saat masyarakat dalam kepanikan karena tidak adanya pemerintah turun ke bawah, berbagai komunitas dan relawan sudah turun ke masyarakat. Mereka melakukan penyemprotan desinfektan dan bagi-bagi ribuan masker hasil swadaya dan pengumpulan dana masyarakat.
“Sama sekali belum ada aksi dari Pemkab, justru relawan dan komunitas yang peduli keselamatan masyarakat dengan melakukan aksi. Di mana sense of crisis pemerintah? Punya kepanjangan tangan tapi tidak digunakan,” tandasnya.
Ketidaksiapan Pemkab tersebut ditindaklanjuti DPRD dengan membuat sejumlah rekomendasi, diantaranya meminta Bupati mengoptimalkan kinerja gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 segera mungkin.
“Gugus tugas segera melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat menggunakan semua media dan sumber daya yang ada,” tambahnya.
Selain itu, meminta pemkab membuat Posko Penanganan Covid-19. Segera menyediakan sarana cuci tangan menggunakan sabun atau sanitizer, desinfektan di tempat umum.
Mengalokasikan anggaran, dan memberikan perhatian lebih kepada tenaga kesehatan yang menangani pasien corona.
Dewan juga mengajak pihak swasta untuk bersama-sama turut melakukan pencegahan secara menyeluruh.
Sekda Kabupaten Semarang Gunawan Wibisono seusai rapat mengatakan pemkab segera melaksanakan rekomendasi DPRD sesuai arahan bupati.
Terkait banyaknya warga terdata sebagai ODP menurutnya, kebanyakan mereka yang baru pulang dari berpergian berombongan, dan ada juga yang berasal dari jamaah pengajian.
“Mereka belum tentu suspect tetapi untuk antisipasi mereka kita isolasi sambil menunggu perkembangan hasil pemeriksaan. Kami imbau semua harus waspada dan tetap mengikuti anjuran dari petugas rumah sakit,” ujarnya. (abi/tm)