
UNGARANNEWS.COM UNGARAN BARAT- Seorang perempuan diduga sebagai peminta-minta di Pasar Bandarjo, Ungaran Barat meninggal mendadak di jalan Tunggorono dekat pasar, Jumat (20/3/2020) siang.
Penanganan jenazah korban yang meninggal mendadak dilakukan dengan penyemprotan desinfektan oleh petugas BPBD Kabupaten Semarang.
“Tadi petugas kepolisian berkoordinasi dengan kita, melihat situasi berkembang saat ini (pandemi corona, red), kita lakukan penyemprotan jenazah korban,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Semarang, Heru Subroto kepada UNGARANNEWS.COM, Jumat (20/3/2020) di lokasi kejadian.
Menurutnya, petugas RSUD Ungaran yang datang hanya petugas ambulan untuk mengangkut jenazah korban bukan tenaga medis. Langkah antisipatif terhadap dugaan corona pihaknya melakukan penyemprotan langsung ke jenazah korban.
“Prosedur penanganan (dugaan kasus corona,red) harusnya tim medis, tapi yang datang hanya petugas ambulan,” jelasnya.
Pantauan di lokasi kejadian, jenazah korban dibiarkan tergeletak hampir 3 jam ditutupi kardus. Informasi menyebutkan korban ditemukan meninggal sekitar pukul 11.45 namun baru dievakuasi menggunakan ambulan RSUD Ungaran sekitar pukul 14.30.
“Penyebab kematian korban mendadak, dikhawatirkan akibat gejala corona, sesuai prosedur hanya ambulan khusus yang mengangkut. Proses berlangsung lama menunggu ambulan RSUD,” tutur Sumar (45) warga sekitar pasar di lokasi kejadian.
Belakangan identitas korban diketahui bernama Widayati (39) warga Kalirejo Rt 2 Rw 2 Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Penyebab kematian diduga akibat sakit karena sebelumnya berkali-kali ditawari makan oleh pedagang pasar tidak mau.
Hadi Sukamto (47) kakak korban saat menunggui jenazah korban mengatakan, korban mengalami depresi, sehari-hari pekerjaannya meminta-minta di pasar Bandarjo.
“Sudah pernah dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) saat dirawat dinyatakan normal, tapi di rumah sering kambuh-kambuhan. Jalan kaki kemana-mana, kebiasaannya berkeliaran di pasar Bandarjo,” ungkapnya kepada UNGARANNEWS.COM.
Penyebab sakit depresi dialami korban, tutur Hadi, diduga akibat ditinggal pergi suaminya. Korban memiliki dua orang anak, salah satunya sekolah SMA dan satunya lagi masih kelas 1 SD.
“Keluarga sudah memohon jenazah kita bawa langsung ke rumah. Petugas meminta dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu di RSUD Ungaran, kami ikuti saja prosedurnya,” tandasnya.
Ely (45) keluarga korban mengaku prihatin dengan nasib dialami korban. Menurutnya korban pernah kuliah dan lulus sarjana, korban mengalami depresi karena masalah rumah tangga.
Penyebab kematian korban diduga akibat terjatuh di selokan. Di bagian kepala korban ditemukan luka.
“Mungkin korban jatuh, kami prihatin nasib yang dialaminya,” ujarnya, singkat.
Pemeriksaan medis menyebutkan pasien bukan suspect corona diduga meninggal karena sakit. (abi/tm)