Pelajar terlihat memilah-milah buku di Perpustkaan Kabupaten Semarang, Rabu (18/3/2020) meski Bupati Semarang sudah menginstrusikan seluruh siswa sekolah belajar di rumah. FOTO:ABI/UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. UNGARAN BARAT- Kebijakan kontradiksi diberlakukan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Semarang. Di saat seluruh sekolah diliburkan dua minggu mengantisipasi penyebaran Covid-19 atau virus corona, perpustakaan tetap buka dan menerima kunjungan dari kalangan pelajar dan umum.

Sesuai surat edaran Bupati Semarang H Mundjirin tentang kewaspadaan penyebaran virus corona seluruh pelajar diminta untuk belajar di rumah selama waktu yang akan ditentukan  dengan perkembangan situasi.

“Perpustakaan tetap buka seperti biasa. Hanya jam buka yang kita batasi semula sampai malam, sekarang sampai jam kerja atau jam 15.30,” ujar Kasi Bina Perpustakaan Kabupaten Semarang, Natalia Aris kepada UNGARANNEWS.COM, Rabu (18/3/2020) sore.

Menurut Aris, sejak sekolah diliburkan jumlah pengunjung terus mengalami penurunan, setiap hari diperkirakan sekitar 100 sampai 150 pengunjung, sebelumnya mencapai hingga 250 pengunjung. Penurunan diperkirakan mencapai 25 persen.

“Mungkin karena sekolah diliburkan, dan tidak ada lagi rombongan pengunjung dari sekolah-sekolah. Biasanya ramai, pengunjung menurun sekitar 25 persen,” tandasnya.

Disebutkan, upaya pencegahan virus corona pihaknya hanya menyediakan hands sanitizer di dekat tangga menuju ke ruang perpustakaan, selebihnya pengunjung diperbolehkan bebas masuk seperti biasanya.

“Sesuai instruksi karpet yang biasanya untuk pengunjung sholat kita gulung dan simpan, mereka kita imbau membawa sajadah sendiri, upaya pencegahan penyebaran virus sudah kita upayakan,” ujarnya.

Namun belum adanya alat pencegahan virus yang memadai dikhawatirkan tingkat kerawanan penyebaran virus lewat buku maupun kontak langsung antarpelajar dan pengunjung. Perlu adanya penyemprotan desinfektan untuk seluruh ruangan dan tempat umum ini.

Berdasarkan pantauan suasana dalam ruangan perpustakaan andalan Kabupaten Semarang ini terasa sangat kurang nyaman. Udara terasa panas dan sumuk, terlihat hanya sekitar 8 pengunjung, mereka duduk di meja komputer yang telah dilengkapi Wifi dan memilah-milah buku.

“Ruangan sudah dipasang AC tapi ya beginilah fasilitasnya kurang memadai. Paling kalau pagi kita buka semua jendela agar sirkulasi angin masuk, pakai AC lama ademnya,” jelas Aris.

Terlihat dalam ruangan perpustkaan sudah terpasang beberapa AC namun tidak ada satupun yang dihidupkan. Justru beberapa kipas angin yang dinyalakan menimbulkan suara berisik dan tidak nyaman.

Diketahui, berdasarkan laporan Sistem Informasi Rancangan Umum Pengadaan (SIRUP) Kabupaten Semarang kantor pelayanan masyarakat ini pada pelaksanaan bulan Januari 2020, fasilitas dan kegiatan dianggarkan dengan total pagu mencapai sebesar Rp 419.644.000, diantaranya sebesar Rp 151.716.000 digunakan untuk penyediaan jasa dan komponen instalasi komunikasi, sumber daya air dan listrik.

“Anggaran paling besar untuk Perpustakaan sesuai SIRUP untuk instalansi computer penyediaan air dan listrik. Pelayanan masih kurang nyaman, ada prosedur yang tidak dijalankan, perlu ada evaluasi pimpinan hingga struktural, dana APBD dikeluarkan untuk perpustkaan tahun ini sangat besar,” ujar Hadi Prayitno, pimpinan salah satu lembaga kemasyarakatan di Kabupaten Semarang.

Hadi meminta evaluasi perpustakaan dilakukan secara menyeluruh, terutama kebijakannya tetap buka meski Bupati menginstruksikan seluruh siswa sekolah belajar di rumah. Dinilai tidak ada kepekaan dan empati upaya pencegahan virus corona secara menyeluruh.

“Contohlah di Klaten dan Solo perpustkaan dan museum setempat sudah ditutup, layanan pengguna perpustakaan dilakukan melalui online,” tegasnya. (abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here