Peresmian dan deklarasi dukungan pemenangan untuk pasangan Cabup-Cawabup Ngesti-Basari di Posko Ambarawa Heritage di Jalan Pemuda Ambarawa, Sabtu (21/11/2020). FOTO:ABI/UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. AMBARAWA– Kecewa terhadap kepemimpinan Bupati Semarang H Mundjirin yang sudah menjabat dua kali periode, dinilai belum memberikan kemajuan Kabupaten Semarang secara signifikan, Komunitas Ambarawa Heritage mengalihkan dukungan terhadap Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati H Ngesti Nugraha-HM Basari (Ngebas) dalam Pilkada 2020.

Ketua Komunitas Ambarawa Heritage Joko Setiyanto mengatakan, seperti potensi wisata dan sumber daya masyarakat Ambarawa belum digarap secara optimal. Masih banyak dijumpai pendirian toko modern dinilai melanggar hingga merugikan pasar tradisional setempat.

“Seperti itu (menunjuk sebuah toko modern, red) didirikan di depan pasar, tentu merugikan pedagang pasar tradisional. Kekayaan alam dan peninggalan budaya di Ambarawa luar biasa, tapi tidak didayagunakan semaksimalnya untuk kesejahteraan masyarakat,” tegasnya saat meresmikan Posko Relawan Pemenangan Ngebas di Jalan Pemuda Ambarawa, Sabtu (21/11/2020).

Dijelaskan Joko, ia bersama rekan-rekan sesepuh, kawula muda dan pengusaha mendirikan Ambarawa Heritage sejak tahun 2006, sejauh ini aspirasinya disampaikan kepala daerah belum pernah direalisasikan. Atas dasar tersebut, komunitas Ambarawa Heritage mendeklarikan dukungan untuk paslon Ngebas.

“Jauh sebelum deklarasi Ngebas, kami sudah berdiskusi dengan Pak Ngesti. Ternyata beliau juga satu frekuensi dengan kami punya kepedulian menata dan memajukan Ambarawa. Bahkan konsepnya sudah ada. Karena itu, tidak ada kata lain selain mendukung penuh beliau,” tegasnya.

Selain kesamaan visi dan misi di bidang warisan kekayaan heritage, Joko yang juga merupakan Ketum DPP Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo) juga menegaskan, Ngebas memiliki komitmen untuk menghidupkan pasar tradisional. Baca Juga: Pedagang Pasar Kabupaten Semarang Kompak Menangkan Ngesti-Basari

“Keberadaan toko modern dan para pemodal besar tidak dipungkiri menjadi ancaman bagi para pedagang tradisional. Oleh karena itu harus ditata. Jika nanti Ngebas diberi kepercayaan memimpin Kabupaten Semarang, saya yakin pasar tradisional akan tetap eksis dengan kebijakan yang diambilnya,” urainya.

Menurut Joko, Kabupaten Semarang terkenal dengan toleransinya yang mana bagi Indonesia saat ini sangat mahal. Kondisi ini harus ditularkan ke daerah lain, seperti dengan diadakan simposium dan sebagainya. Baca Juga: Berjasa Bagi PAD Kabupaten Semarang, Ngebas Apresiasi Juru Parkir dengan Jaminan Kesehatan

Pihaknya mengungkapkan, selepas peresmian posko di Ambarawa segera menyusun sejumlah program pendukung kerja-kerja kerelawanan untuk Paslon Ngebas. Adanya usulan untuk kemajuan apabila pemimpin daerah tidak peka potensi wilayah semua akan menjadi percuma.

“Saya dulu pernah mengundang investor dari Jakarta, Bandung, dan Bromo Jatim, semua sudah berkumpul tapi Pak Bupati tidak datang padahal sudah diagendakan,” tegasnya.

Cabup Ngesti Nugraha mengatakan menyambut baik dukungan dan program Komunitas Ambarawa Heritage untuk kemajuan masyarakat Kabupaten Semarang. Khususnya, untuk penataan kawasan Ambarawa ia sudah memiliki konsep dengan memanfaatkan lahan milik Pemerintah Kabupaten Semarang.

“Ada aset tanah seluas 4,5 hektare di Kelurahan Panjang yang bisa dimanfaatkan untuk menarik wisatawan,” jelasnya.

Menurut Ngesti, dengan luasan lahan tersebut bisa dibangun gedung kesenian, ruang terbuka publik, dan ruang kreativitas kaum milenial.

“Bisa digunakan sebagai pusat kuliner yang mengangkat perekonomian pelaku UMKM,” tambahnya. Baca Juga: Ngesti Nugraha Programkan Eks BPTU Mulyorejo Jadi Sentra Ekonomi Kerakyatan dan Wisata Edukasi Terintegrasi

Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Semarang asal Ambarawa, The Hok Hiong mengatakan, Ambarawa Heritage merupakan konsep sudah lama digagas. Ambarawa memiliki potensi budaya, kesenian, dan budaya serta dikenal wilayah banyak pahlawan.

Thek Hok mengaku gagasan menata Ambarawa telah disampaikan kelompok masyarakat ini sejak Bupati Bambang Guritno. Dilanjutkan era Bupati Mundjirin tetap sama tidak merespon usulan memajukan wilayah Ambarawa.

“Harapannya momen Pilkada ini saya sebagai orang Ambarawa gagasan itu dapat diwujudkan. Kebijakan yang menguntungkan masyarakat kecil perlu didukung. Miris, bupati Mundjirin berdomisili di Ambarawa tapi tidak peka lingkungannya,” jelasnya. (abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here