Wakil Bupati Semarang Ngesti Nugraha (kiri berpeci) menikmati makan bersama (kembulan) dalam kegiatan tradisi Iriban, belum lama ini. FOTO:UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. UNGARAN BARAT- Tradisi Iriban tidak pernah ditinggalkan warga Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Tradisi bertujuan menjaga kelestarian alam ini digelar setiap tahun diwujudkan dengan kerja bakti membersihkan sumber mata air setempat.

Tahun ini, kegiatan digelar akhir pekan kemarin diwujudkan dengan mengadakan kerja bakti merawat saluran air persawahan dan sumber mata air memasuki musim penghujan.

Diharapkan melalui kegiatan ini air mengalir lancar sehingga menjadi berkah bagi warga sekitar.

Kegiatan dimulai sejak pukul 07.00 tersebut diikuti segenap perangkat desa dan ratusan warga setempat. Turut hadir Wakil Bupati Semarang, Ngesti Nugraha yang tanpa segan berbaur dengan warga turut kerja bakti membersihkan semak-semak dan sampah humus di sekitar mata air.

Menurut Ngesti tradisi Iriban perlu dipertahankan untuk menjaga kearifan warga setempat dalam merawat alam sekitar yang telah memberikan penghidupan. Warga mendapatkan berkah dari air sumber yang terus mengalir dengan bersih.

“Alam patut kita rawat karena kita membutuhkannya, begitu pula alam akan memberikan penghidupan bagi kita berupa air yang akan terus mengalir yang bisa kita gunakan untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk kebutuhan pengairan sawah,” ujarnya.

Kepala Desa Kalisidi, Dimas Prayitno mengungkapkan Iriban merupakan tradisi tahunan yang diisi dengan kegiatan bersih-bersih sumber mata air dan juga merawat pohon penghijauan yang tumbuh di sekeliling desa.

“Kegiatan ini sekaligus merupakan ungkapan syukur warga atas melimpahnya sumber air di desa kami,” ujarnya.

Dikatakan, penanaman pohon di sekitar sumber air ini sudah berlangsung sejak tahun 1960. Berada di kaki Gunung Ungaran, Desa Kalisidi memiliki 39 sumber mata air yang mereka manfaatkan untuk mencukupi kebutuhan air bersih dan irigasi.

Usai kerja bakti, warga berkumpul untuk memanjatkan doa syukur kepada Tuhan YME yang dipimpin tetua dusun. Acara diakhiri dengan makan bersama yang cukup unik. Yakni seluruh nasi dan urapan atau rebusan aneka daun sayuran yang telah dicampur parutan kelapa berasa pedas, serta ayam bakar ditata memanjang di atas daun pisang, lalu disantap bersama-sama. (abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here