
UNGARANNEWS.COM. BERGAS- Menteri Tenaga Kerja, Hanif Dhakiri mengapresiasi pengelolaan sumber daya manusia (SDM) PT Sido Muncul. Hal itu diwujudkan
Sido Muncul melalui keberhasilan maintenance karyawan sebanyak 4000 orang yang saling sinergis, harmonis dan tanpa gejolak sedikitpun.
Dari sisi aturan dan hak-hak karyawan di Pabrik Sido Muncul ini sudah terpenuhi semua,” kata Hanif Dhakiri, disela kunjungan kerjanya ke Pabrik Sido Muncul, di Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Rabu (20/3/2019) lalu.
Dari sisi kompetensi karyawan, lanjutnya, Sido Muncul bahkan telah memiliki standarisasi. Para pekerja Sido Muncul juga diberikan pelatihan-pelatihan, hingga adanya training untuk menetapkan posisi sesuai kemampuannya.
”Pengelolaan SDM yang baik tentu akan berimbas pada perusahaan, karena karyawan itu merupakan investasi,” ujarnya.
Hanif berharap, perusahaan lain bisa menerapkan hal serupa dengan Sido Muncul. Pasalnya, dalam menyiapkan dan menciptakan tenaga kerja yang berkompeteb, pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Perlu adanya kolaborasi antara pengusaha dengan pemerintah.
”Pemerintah sendiri pada tahun ini menargetkan akan melatih 526.000 orang angkatan kerja untuk peningkatan skill melalui balai latihan kerja (BLK),” terangnya.
Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat menyatakan terimakasihnya atas kunjungan Menaker Hanif Dhakiri ke pabriknya. Bagi Sido Muncul, karyawan merupakan aset yang paling berharga, dimana yang dibutuhkan dari mereka adalah komitmennya.
”Kami ada 2.800 karyawan, dan 55 persen diantaranya perempuan. Ada juga 400 pekerja borongan. Selain gajinya di atas normatif, seluruh karyawan juga kami ikutkan BPJS, serta adanya hal-hal yang tidak normatif, seperti uang makan dan uang transport,” ungkapnya.
Dijelaskan, untuk menunjang kesejahteraan karyawan, Sido Muncul bahkan telah memiliki koperasi yang beranggotakan 2.000 orang. Koperasi tersebut telah memiliki aset hingga Rp15 miliar, dengan keuntungan pada tahun lalu tercatat Rp2,6 miliar.
”Pada prinsipnya, di Pabrik Sido Muncul semua aturan pemerintah kami ikuti. Untuk hak-hak karyawannya juga kami penuhi semua. Dan kami pun bisa sukses salah satunya karena mengikuti aturan pemerintah,” jelas Irwan.
Membangun kepercayaan, tegas Irwan, harus dimulai dari karyawan terlebih dahulu sebelum sampai ke konsumen. ”Setelah semuanya mengikuti aturan yang berlaku, bukan karyawan atau konsumen saja yang tentram, tapi saya juga ikut tentram,” tandasnya.
Komisaris Utama PT Industri Jamu dan Farmasi SidoMuncul Tbk, J. Sofjan Hidayat yang tidak lain adik Irwan Hidayat, dalam kesempatan itu menambahkan bahwa kunci sukses industri jamu ini karena telah dikelola seperti industri farmasi, yaitu transparan, rasional, aman, bertanggung jawab, dan jujur.
Legacy nenek moyang Indonesia yang memiliki makna, “Impian yang Terwujud” ini berhasil dikelola secara ciamik oleh generasi ketiganya, dari pasangan mendiang Jahja Hidayat dan Desy Sulistio Hidayat, yakni 5 bersaudara: Irwan Hidayat, Sofjan Hidayat, Sandra Linata Hidayat, Johan Hidayat dan David Hidayat.
“Akan sangat baik dan fair, pemerintah selaku regulator serta fasilitator melihat secara faktual hubungan industrial antara tenaga kerja dengan manajemen atas ketaatan perusahaan melaksanakan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku sehingga terjalin hubungan sinergi dan harmonis,” tambah Sofjan Hidayat.
Sofjan Hidayat yang juga Dirut Muncul Mekar, distributor produk-produk Sido Muncul menjelaskan lebih lanjut, bahwa pemenuhan hak-hak karyawan telah ditunaikan secara baik dan bertanggung jawab oleh perusahaan.
Mulai dari pemenuhan UMR yang juga melebihi angka yang ditetapkan pemerintah daerah, hak cuti, tunjangan lembur dan transportasi, cuti hamil, beribadah dan THR. Hal itu menjadikan karyawan merasa aman, nyaman dan mendapatkan kepastian finasial, manajemen juga secara tegas memberikan reward dan juga punishment jika terbukti ada pelanggaran.
Sofjan bisa menuturkan hal tersebut karena pengelolaan SDM salah satu spesialisasinya. Bagaimana dia sukses membangun jejaring distribusi jamu di seantero nusantara.
“Menjadikan distributor yang tadinya bukan siapa-siapa sekarang diperhitungkan bahkan mau dibajak perusahaan lain. Tapi karena loyalitas dan militan kepada SidoMuncul, mereka menolak tawaran itu karena sudah cukup kapitalnya,” ungkap Sofjan. (ist/abi/tm)