UNGARANNEWS.COM. TEGAL- Dinas Kesehatan Kota Tegal mencatat, Kelurahan Panggung menjadi wilayah tertinggi untuk temuan kasus stunting. Sementara Kelurahan Muarareja nihil dari temuan sepanjang 2017.
Data tersebut diungkapkan Kepala Dinkes dr Sri Primawati Indraswari saat memaparkan tentang data grafis penanganan stunting yang masih terus dioptimalkan.
Menurut Sri Primawati Indraswari, berdasarkan data base temuan kasus stunting sepanjang 2017 hingga 2018, Pemkot Tegal terus menggencarkan upaya pencegahan dan penanganan berkesinambungan. Yakni, untuk Kelurahan Panggung ditemukan 24 kasus stunting.
Sedangkan Muarareja nihil temuan. Bahkan, dari total 240 kasus stunting yang terjadi di 27 kelurahan hingga saat ini, semua wilayah menjadi prioritas penanganan secara komprehensif.
”Teknis pencegahan serta penanganan stunting, terus digencarkan dengan integrasi dan menyeluruh yang efektif mengurangi temuan kasus sampai sekarang (2019-red),” ungkapnya saat menyampaikan materi Strategi Penurunan Prevalensi Stunting di Kota Tegal di Gedung Adipura.
Rangkaian program penanganan, lanjut Prima, di antaranya sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) meliputi pemberian suplementasi tablet besi folat pada ibu hamil. Kemudian, pemberian makanan tambahan (PMT) bumil KEK, promosi dan konseling Inisiasi Menyusui Dini (IMD) serta ASI Eksklusif, pemberian makanan bayi dan anak (PMBA).
Selain itu, pemantauan pertumbuhan di Posyandu, pemberian imunisasi, pemberian makanan tambahan balita gizi kurang, Vitamin A, dan obat cacing pada bumil.
”Penanganan stunting bisa dilakukan dengan pola terpadu melalui Pelayanan Kesehatan Dasar dan intervensi gizi spesifik dan sensitif,” terangnya.
Lebih lanjut Prima mengatakan, Yankesdas tersebut meliputi penimbangan balita, konseling, dan suplementasi gizi. Sementarta untuk anak usia lebih dari dua tahun dilakukan dengan PMT Pemilihan dan konseling termasuk gizi kurang. Selain itu, penanganan Puskesmas dan RS bisa dilakukan bagi Bawah Garis Merah (BGM) dan gizi buruk.
Menurut dia, penyebab stunting dipicu faktor gizi buruk, kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi. Bahkan, masih terbatasnya layanan kesehatan, masih kurangnya akses pada makanan bergizi, serta kurangnya akses air bersih dan sanitasi.
”Ciri-ciri stunting, di antaranya tanda pubertas melambat, performa buruk, pertumbuhan terlambat, usia 8-10 tahun lebih pendiam, wajah tampak lebih muda dari usianya,” jelasnya. (rateg/tm)