UNGARANNEWS.COM. PURWOREJO- Alat pendeteksi gelombang tsunami berteknologi canggih akan dipasang oleh sebuah industri Jepang di Pantai Pasir Puncu Desa Keburuhan Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo. Hal tersebut dilakukan karena wilayah perairan Aceh hingga selatan Jawa termasuk pesisir Purworejo masuk dalam wilayah rawan bencana tsunami.
Untuk memastikan kesiapan aresa, tim yang terdiri atas Japan Radio Company (JRC), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jogjakarta dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purworejo didampingi oleh aparat keamanan dan pemerintah desa setempat melakukan pengecekan lokasi.
Alat yang baru ada satu-satunya di Indonesia itu diproduksi di Jepang, sedangkan pemasangannya di bawah kendali PT JRC Spectra Indonesia.
“Alat tersebut untuk mendeteksi tsunami karena ada titik-titik tsunami dari laut Aceh sampai perairan selatan Jawa. Karena rawan makanya dipasang alat ini,” kata Ghufron, Engineer PT JRC Spectra Indonesia.
Menurut Ghufron, alat tersebut memiliki cakupan area sejauh 100 km. Sistem kerjanya yaitu, mendeteksi gempa dan melalui frekuensi tertentu dipancarkan dengan transmiter dan diterima oleh receiver.
Jika berpotensi tsunami, maka alat dapat mendeteksi kecepatan gelombang, tinggi, serta arahnya. Alat itu selanjutnya menghasilkan data mentah yang akan dikirim ke BMKG pusat dan setelah ditetapkan adanya potensi tsunami, informasi tersebut diteruskan ke BPBD setempat agar segera ditindaklanjuti.
“Idealnya, alat tersebut dipasang pada lokasi yang berpotensi menimbulkan banyak korban jiwa, seperti pemukiman padat penduduk atau objek wisata,” jelasnya.
Sementara itu, Takagawa dari tim JRC yang ikut mengecek lokasi mengatakan bahwa alat pendeteksi tsunami itu akan dipasang pada bulan September 2019 mendatang dan diberikan secara cuma-cuma alias gratis.
“Kami akan pasang alat deteksi tsunami ini sekitar bulan September nanti. Alat itu kami beri gratis. Hari ini kami cek dulu persiapannya,” kata Takagawa.
Tidak hanya untuk mendeteksi potensi terjadinya gelombang tsunami, alat tersebut nantinya juga dapat membantu BMKG dalam meteo maritim atau mendeteksi gelombang laut sehari-hari sehingga dapat diinformasikan kepada masyarakat, terutama nelayan agar tahu tentang keadaan gelombang.
“Alat ini juga bisa untuk meteo maritim membantu memberikan data harian terkait tinggi gelombang, kecepatan dan arah yang tentunya berguna bagi warga terutama nelayan,” ungkap Budiarta, Kepala Seksi Observasi Stasiun Geofisika BMKG Jogjakarta.
Budiarta menambahkan, saat ini kondisi gelombang laut pantai selatan diperkirakan mencapai 2,5 hingga 3 meter. Kondisi itu diperkirakan akan berlangsung sampai September mendatang. (meks/tm)