Kebakaran hutan Gunung Sumbing. FOTO:ILUSTRASI/ANTARA/CNN

UNGARANNEWS.COM. TEMANGGUNG- Sejumlah gunung di kawasan Kabupaten dan sekitarnya masih dalam pengawasan petugas. Menyusul kejadian kebakaran di gunung Merbabu, Sumbing dan Andong. Kabar terbaru gunung Merapi sempat meletus mengeluarkan awan panas, dan gunung Sumbing semua jalur pendakiannya ditutup.

Berdasarkan penelurusan UNGARANNEWS, kebakaran lahan hutan masih terjadi di sisi timur wilayah RPH Kemloko, Kabupaten Temanggung. Adanya kejadian itu semua jalur pendakian menuju Gunung Sumbing ditutup sementara mulai Minggu (22/9/2019) siang.

Koordinator Forum Pengelola Gunung Sumbing (FPGS), Lilik Setiyawan mengatakan, berdasarkan pengumuman No: 08/SE/IX/FPGS/2019 seluruh jalur pendakian menuju Gunung Sumbing ditutup sementara.

“Penutupan sementara semua jalur pendakian menuju Gunung Sumbing mulai hari ini, tanggal 22 September sampai batas waktu yang belum ditentukan,” kata Lilik.

Menurut Lilik penutupan sementara jalur pendakian diputuskan setelah berkoordinasi dengan semua pengelola basecamp. Adapun pengelola basecamp pendakian menuju Gunung Sumbing di Wonosobo ada 2, Temanggung 4 dan Magelang 3.

“Penutupan sebagai bentuk keprihatinan dan kebersamaan untuk penanganan kebakaran tersebut. Sekalipun berdasarkan informasi yang terbakar bukan jalur pendakian,”  jelasnya.

Kabar terbaru lainnya, gunung Merapi meletus dan mengeluarkan awan panas, Minggu (22/9/2019) siang.  Meski letusan susulan tidak berlanjut namun masyarakat sekita diimbau tetap waspada dan menjauh dari kawah Merapi.

Kepal Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida mengatakan, bahwa awan panas kali ini didahului dengan letusan gas, sehingga disebut sebagai awan panas letusan (APL).

Menurutnya, hal itu berbeda dengan awan panas guguran (APG) yang biasa terjadi sejak tanggal 29 Januari 2019.

“APG disebabkan oleh runtuhnya material kubah lava baru secara gravitasional atau tanpa kecepatan awal yang signifikan. Sedangkan pada APL, runtuhnya material kubah lava akibat dari tekanan gas dari dalam,” katanya dalam keterangan tertulis.

Lanjut Hanik, seiring dengan berlangsungnya suplai magma, gas vulkanik diproduksi secara berkelanjutan. Karena itu, dinamika tekanan, gas dapat tersumbat dan terakumulasi di bawah kubah lava dan terlepas secara tiba-tiba, bahkan mendobrak kubah lava sehingga runtuh menjadi awan panas.

Lebih lanjut, adanya peningkatan tekanan gas ini dapat terdeteksi oleh stasiun pemantauan. Di mana sari pukul 00:00 sampai dengan pukul 12:00 terjadi 29 kali gempa MP dan 14 kali gempa hembusan, jumlah gempa MP dan hembusan ini tergolong tinggi yang merepresentasikan peningkatan tekanan dan intensitas pelepasan gas vulkanik. (dtc/abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here