
UNGARANNEWS.COM. GETASAN- Air menjadi sumber kehidupan masyarakat harus terpenuhi setiap hari. Adalah sebuah bencana jika sumber mata air terus berkurang, terlebih lagi jika sampai mengering.
Begitu pula kekhawatiran yang sempat dirasakan masyarakat di Kecamatan Getasan. Pasalnya, mereka tidak hanya bergantung hidup dari air untuk kebutuhan sehari-hari, namun areal persawahan yang menjadi sumber kehidupan mereka juga bergantung dari air.
Salah satunya warga Desa Ngrawan dan sekitarnya yang selama ini bergantung dari sumber air Balong, merasa resah ketika mata air sendang terus mengalami penyusutan. Kekhawatiran mereka berkesudahan setelah mendapat perhatian dari anggata DPRD Kabupaten Semarang, Rizka yang mempunyai kepedulian terhadap kesulitan yang dialami warga sekitar.
Atas inisiatif Rizka Dwi Prasetyo sumber air Balong akhirnya direvitalisasi. Upaya ini berjalan mulus setelah mendapat dukungan dari pemerintah desa (Pemdes) Ngrawan dengan mengucurkan anggaran dari dana desa.
“Ketika saya melakukan kegiatan turun ke bawah (turba) turut khawatir sumber air Balong debitnya terus menyusut. Apa yang dikeluhkan warga kami tangkap, selanjutnya bekerja sama dengan Pemdes setempat, sumber Balong kita revitalisasi,” ujar anggota Komisi B DPRD Kabupaten Semarang dari Fraksi PDI Perjuangan ini kepada UNGARANNEWS.COM, belum lama ini.
Disebutkan, sumber air Balong meski berada di Desa Ngrawan namun airnya dibutuhkan warga di desa lainnya. Sumber air dengan luas sekitar 200 meterpersegi ini dibutuhkan warga di 5 desa. Selain desa Ngrawan, juga dibutuhkan warga Desa Polobogo, Desa Kenteng, Desa Manggian dan Desa Karangombo.
“Warga di lima desa tersebut selain memanfaatkan untuk mengairi sawah mereka juga untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Keberadaan sumber Balong sangat vital bagi warga sekitar, karena itu siapapun harus peduli untuk melestarikan dan merawat sumbernya,” ungkapnya.
Terlebih lagi sumber Balong sudah lama tidak pernah direvitalisasi, terakhir kegiatan diadakan pemerintah ini pada tahun 2009 lalu. Paahal debit air terus mengalami penurunan, terakhir sebelum dilaksanakan revitalisasi pada bulan lalu, hanya sekitar 3 inch.
“Kita sangat bersyukur setelah revitalisasi debit air sekarang mengalami peningkatan menjadi sekitar 8 inch. Langkah ini kita lakukan sekaligus untuk persiapan agar warga sekitar tidak lagi kekurangan, terutama ketika memasuki musim kemarau,” tandasnya.
Pengerjaan revitalisasi sumber yang menghidupi sekitar 8.000 jiwa warga ini, lanjut Rizka, dengan pengerukan menggunakan alat berat dan perbaiki dinding sumber yang sempat terkena longsor.
“Sumber air sebelumnya tertimbun lumpur dan tanah kini sudah terbuka, sumber air menjadi lebih besar dan debitnya meningkat. Padahal anggaran yang dikeluarkan tidaklah besar, tidak lebih dari Rp 20 juta, tapi manfaat yang didapat sangat besar bagi warga sekitar,” tegas pendiri komunitas relawan kebencanaan “Sedulur Rizka” ini. (abi/tm)