Cabup H Ngesti Nugraha saat menyampaikan pemaparan program dalam debat terbuka digelar KPU Kabupaten Semarang di Griya Persada Bandungan, disiarkan live di salah satu televisi swasta, Selasa (10/11/2020) malam. FOTO:HMS/UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. BANDUNGAN- Debat terbuka pasangan Calon Bupati (Cabup) dan Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Semarang 2020 secara resmi selesai digelar Selasa (10/11) malam di Hotel Griya Persada, Bandungan, Kabupaten Semarang.

Meskipun acara dapat dikatakan sukses, dalam debat yang diikuti dua pasangan calon (Paslon) nomor urut 1 Hj Bintang Narsasi – H Gunawan Wibisono (Bison) dan nomor urut 2 H Ngesti Nugraha-HM Basari (Ngebas) dinilai masih belum ideal.

Pascadebat halaman grup facebook lokalan Kabupaten Semarang banyak dipenuhi status membahas debat digelar secara live di salah satu televise oleh KPU tersebut.

Diantaranya banyak mempertanyakan kualitas Cabup Bintang Narsasi karena sepanjang debat menguraikan visi-misi dan jawaban pertanyaan dengan membaca teks yang telah disiapkan. Berbeda dengan Cabup Ngesti Nugraha pada sesi tanya jawab lebih bayak menggunakan improvisasi dan analikal menguraikan masalah maupun jawaban.

Salah satu akun Thie Thiet mendapat komen 210 kali di facebook menuliskan di grup BANGUN Kab. Semarang. “Wis mudeng kualitas calone to?? Bisone mung moco.. artine, tidak menguasai masalah. Isi teksnya juga normatif sekali. Untung acarane cuma tanya jawab moderator ro calon, yen debat tenanan lak glagepan golek teks jawaban sing pas… 😂😂😂 # koyoke luwih pas yen momong putu. Momong masyarakat yo ambyaaaarrrrrttttt….”.

Sarim Katijo mengomentari. ”Lha pak Jokowi debat moco wae iso dadi presiden.” Thie Thiet membalas, “Pak jokowi moco pas menyampaikan visi misi karo kasih pertanyaan. Yen sing mau moco mergo kualitase raono.”

Ketua Tim Pemenangan Paslon Bison, Nurul Huda menjelaskan, paslon nomor 1 Bison membaca karena memang skenario tim yang telah disepakati bersama dengan paslon. Hal itu, agar yang disampaikan tidak hasil mengarang saat di panggung.

“Dan yang utama dari sekenario tersebut adalah agar yang disampaikan dapat konsisten dengan substansi yang dituangkan dalam visi misi serta memiliki bobot dari setiap kalimat yang disampaikan mas,” ungkapnya, Rabu (11/11/2020).

Salah satu panelis debat Dosen Fisipol UGM Yogyakarta Dr. Mada Sukmajati menyebut dari beberapa pertanyaan yang telah disusun panelis terdiri atas Rektor IAIN Salatiga Prof. Zakiyuddin dan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Undip Semarang Akhmad Syakir Kurnia diharapkan muncul jawaban kongkrit dari masing-masing paslon.

“Pertanyaan juga sebagian kami fokuskan pada beberapa hal visioner. Tetapi secara personal saya menilai belum seideal yang tim panelis bayangkan meski secara umum sudah bagus,” ujarnya kepada wartawan.

Ia menambahkan, meskipun begitu dirinya tidak menampik kurang menariknya debat terbuka peserta pemilu dapat pula berasal dari individu paslon.

“Seperti yang kita lihat bersama, paslon lebih banyak membaca dan kurang improvisasi. Lalu tidak menggunakan waktu secara optimal atau kelebihan,” tambahnya. Baca Juga: Kasus Pelanggaran Netralitas ASN Dongkrak Kerawanan Pilkada Kabupaten Semarang

Dalam debat, paslon Bison menjual aneka program kerja berbasis teknologi. Bahkan direncanakan adanya koneksi internet di setiap ruang terbuka hijau (RTH).

“Sehingga diharapkan kaum milenial bisa menjalankan bisnis online,” terang Gunawan Wibisono. Pemasaran berbagai produk unggulan daerah akan memanfaatkan marketplace guna memperluas jangkauan.

Selain itu, Gunawan juga ingin memaksimalkan intanpari (industri, pertanian, dan pariwisata). Untuk lingkungan, akan diupayakan pengembangan energi terbarukan.

Paslon Ngebas menegaskan, penanganan Covid-19 menjadi prioritas utama. Baca Juga: 10 Perusahaan di Kabupaten Semarang Terdampak Corona, 12.209 Karyawan Dirumahkan

“Penanganan Covid ini juga selaras dengan program ekonomi. Kami memberdayaan masyarakat sekitar lingkungan, jika ada pasien yang isolasi maka diberikan makanan siap saji,” kata Ngesti.

Ngesti yang saat ini menjadi Wakil Bupati Semarang juga menyampaikan soal refocussing anggaran penanganan Covid-19.

“Dari total Rp 68.445.592.500 terpakai sampai akhir Oktober hanya terpakai Rp 36.478.096.065, masih tersedia sebesar Rp 31.967.496.435 ini juga kenapa tidak efektif. Saya tidak pernah dilibatkan dalam refocusing anggaran,” terangnya.

Ketua DPC PDI Perjuangan ini menegaskan akan memangkas jarak antara rakyat dengan pemimpin daerah. Caranya, dengan menjadikan rumah dinas sebagai rumah aspirasi sehingga setiap satu pekan sekali akan diadakan Ngopi (Ngolah Pikir) Bareng untuk berdiskusi demi kemajuan Kabupaten Semarang.

Untuk program ekonomi, Ngebas menjadikan kaum milenial sebagai ujung tombak berkembangnya ekonomi kreatif.

“Akibat pandemi, karyawan dirumahkan dan di-PHK sehingga perlu terobosan untuk kembali membuka lapangan kerja,” tegas Ngesti. (abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here