UNGARANNEWS.COM- Kematian seorang remaja pendaki gunung Sumbing menjadi perhatian banyak kalangan, terutama para pecinta alam yang biasa melakukan pendakian di berbagai gunung.

Seperti diberitakan, Fatur Rohman (14) remaja asal kelurahan Kambowa Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Utara, diketahui meninggal dunia saat mendaki gunung Sumbing, kawasan Wonosobo.

Korban melakukan pendakian pada Jumat (5/4/19) pukul 15.50 WIB, jenazahnya berhasil dievakuasi Sabtu (6/4/2019) sekitar pukul 18.00.

Penyebab korban meninggal akibat hipotermia yakni suatu kondisi dimana tubuh kesulitan mengatur keseimbangan suhu karena tekanan udara dingin.

Kondisi ini disebabkan suhu bagian dalam tubuh berada di bawah 35 °C. Padahal, tubuh manusia hanya mampu mengatur suhu pada zona termonetral, yaitu antara 36,5 hingga 37,5°C.

Lalu, apa yang harus dilakukan untuk menolong korban hipotermia?

Dilansir dari laman tirto.com. Tindakan pertama dilakukan terhadap korban hipotermia, tentu saja memindahkan korban ke tempat yang lebih hangat. Lalu periksa pakaiannya, jika basah, lepaskan dan beri selimut.

Setelah itu, berikan makanan yang mengandung kalori cepat bakar, seperti cokelat atau gula serta minuman hangat non alkohol. Jika korban sudah sampai taraf tidak bernapas, berikan CPR.

Jangan sekali-kali menggosok anggota badan korban dengan keras atau memijatnya. Korban hipotermia juga tak boleh langsung meminum alkohol, menggunakan lampu pemanas, dan berendam di air panas. Tindakan-tindakan tersebut malah bisa menyebabkan fungsi jantung tiba-tiba berhenti.

Banyak kasus paradoxical undressing ditemukan pada korban tewas akibat hipotermia. Korban merasa kepanasan. Sebabnya, saat merasa kedinginan, tubuh akan membentuk mekanisme pengaturan kestabilan suhu. Caranya, dengan melebarkan pembuluh darah yang menyebabkan suhu tubuh meningkat.

Itulah mengapa, dalam taraf ringan, cuaca dingin dapat menyebabkan demam. Di situlah paradoksnya. Mereka kedinginan, tapi kemudian membuka baju karena kepanasan.

Jika tubuh terus-terusan terpapar suhu dingin, pembuluh darah di otak akan pecah karena pelebaran. Kondisi ini mengakibatkan pendarahan mendadak di celah antara otak dan membran tengah yang membungkus otak (subarachnoid) serta cedera hipotalamus.

Padahal, hipotalamus merupakan bagian dari otak yang terdiri dari sejumlah nukleus dengan berbagai fungsi, salah satunya mengatur suhu.

Paradoxical undressing diperkirakan terjadi pada 25 persen kasus kematian karena hipotermia. Selain mengalami paradoxical undressing, korban hipotermia juga akan melakukan mekanisme perlindungan primitif.

Layaknya hewan berdarah panas lainnya saat terkena hawa dingin, mereka akan menggali lubang atau mencari tempat persembunyian yang hangat.

Manusia, juga akan mencari tempat-tempat “terpencil” seperti di bawah tempat tidur, di belakang lemari pakaian, di rak, dll. Mekanisme tersebut, muncul sebagai upaya perlindungan terakhir. Perilaku tersebut muncul karena aktivitas abnormal pada proses otonom batang otak akibat hipotermia. (abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here