
UNGARANNEWS.COM. PRINGAPUS- Ratusan relawan lintas komunitas dan pelajar serta didukung TNI dan Polri menanam 1.500 pohon penghijauan di seputaran desa Jatirunggo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Minggu (11/11/2018).
Gerakan penghijauan itu merupakan rangkaian kegiatan Jambore Masyarakat Peduli Lingkungan yang digelar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Semarang.
“Kegiatan Jambore memang ditujukan untuk menyadarkan dan mengajak warga untuk peduli lingkungan terutama konservasi air tanah,” kata Sekretaris DLH Wiwoho saat laporan di hadapan Bupati Semarang pada apel peserta Jambore Masyarakat Peduli Lingkungan di Lapangan Dusun Legarang Desa Jatirunggo, Pringapus.
Apel peserta Jambore Masyarakat Peduli Lingkungan diikuti kurang lebih 350 orang dari relawan lintas komunitas peduli lingkuan, pelajar, pramuka, TNI, Polri dan perwakilan perusahaan. Bertindak selaku pembina apel Bupati Semarang H Mundjirin.
Pada kesempatan itu Bupati H Mundjirin bersama Ketua DPRD Bambang Kusriyanto ikut menanam pohon penghijauan menandai dimulainya gerakan penghijauan serentak di Jatirunggo dan wilayah lainnya di Kabupaten Semarang.
Bupati H Mundjirin dalam sambutannya mengingatkan pentingnya konservasi air tanah bagi kehidupan masa depan anak cucu. Selain warga yang diimbau peduli lingkungan, Bupati juga mengingatkan jajaran SKPD untuk tidak merusak mutu lingkungan atas nama program pembangunan.
“Selain warga yang harus peduli lingkungan, juga harus direncanakan program pembangunan yang ramah lingkungan dan bukan merusaknya,” tegasnya.
Bupati juga berharap gerakan penghijauan dapat disinergikan dengan peningkatan kesejahteraan warga. Caranya antara lain dengan menanam pohon penghijauan yang memiliki nilai ekonomis tinggi seperti buah-buahan. Sehingga warga dapat menikmati hasilnya guna menaikkan tingkat kesejahteraannya.
Ditambahkan oleh Wiwoho, pihaknya mendukung pembuatan 200 unit lubang biopori di yang tersebar di seluruh wilayah Jatirunggo. Berdasarkan survey lingkungan hidup tahun 2018, wilayah Jatirunggo dengan topografi yang berbukit-bukit memiliki cadangan air tanah yang sangat minim.
“DLH juga memasang 6.400 unit biopori di Kecamatan Susukan, Jambu, Banyubiru, Sumowono dan Bandungan. Upaya konservasi air tanah juga dilakukan dengan pembuatan masing-masing 80 lubang biopori di sekolah berstatus Adi Wiyata yakni di SMAN 1 Bringin, SMPN 3 Ungaran, SDN 2 Langensari Ungaran Barat dan SDN 2 Kadirejo Pabelan,” ungkapnya.
Selain itu juga pembuatan 40 unit sumur resapan yang tersebar di beberapa kecamatan. Sedangkan pembuatan dua embung untuk menampung air permukaan dibuat di Jatirunggo dan Desa Pucung Kecamatan Bancak. (HMS/tm)