TINJAUAN: Bupati Semarang H Mundjirin melihat aneka produk inovasi warga desa saat Bursa Inovasi Desa 2018 di kompleks Rumah Dinas Bupati Semarang di Ungaran. FOTO:HMS/UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. UNGARAN TIMUR- Bursa Inovasi Desa Kabupaten Semarang tahun 2018 diadakan di Pendapa Rumah Dinas Bupati Semarang di Ungaran, Rabu (21/11).

Hadir saat pembukaan perwakilan Forkompimda, Kasi Pengembangan Partisipasi Masyarakat Dispermasdesdukcapil Jateng Edi Pranoto, para Kepala Desa bersama anggota Badan Perwakilan Desa se Kabupaten Semarang dan tokoh masyarakat.

Hadir pula tim ahli Tenaga Pendamping Inovasi Desa (TPID) Kabupaten Semarang dan para tenaga pendamping inovasi desa tingkat kecamatan se Kabupaten Semarang.

Bupati Semarang H Mundjirin saat sambutan pembukaan mengimbau para kepala desa untuk lebih kreatif merencanakan program pembangunan yang dibiayai dana desa. Program harus disusun sesuai dengan kebutuhan warga dan potensi yang dimiliki desa. Sehingga penggunaan dana desa akan lebih efektif dan tepat sasaran.

“Kades harus berembug dengan masyarakat tentang kebutuhan dan program apa yang diinginkan bersama. Jika demikian, program pembangunan nantinya akan lebih kreatif dan beragam sesuai kebutuhan. Hasilnya dapat efektif meningkatkan kesejahteraan warga,” katanya.

Bupati menambahkan adanya inovasi program pembangunan desa akan mempercepat terciptanya kemandirian desa. Sebab inovasi yang dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan warga dan potensi yang dimiliki desa.

“Program pembangunan desa yang disusun Kades dan anggota BPD akan bersifat bottom up sesuai aspirasi warga. Karenanya, diharapkan dapat mempercepat kemajuan dan kemandirian desa,” tegasnya.

Sementara itu Kasi Pengembangan Partisipasi Masyarakat Dispermasdesdukcapil Jateng Edi Pranoto menjelaskan berdasarkan data yang dimilikinya, penggunaan dana desa pada tahun 2017 masih difokuskan pada pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur.

Sekitar delapan puluh persen dari total dana desa digunakan untuk membangun infrastruktur. Sedangkan sisanya antara lain digunakan untuk pemberdayaan masyarakat (empat persen) dan sepuluh persen untuk pemenuhan kebutuhan dasar.

“Analisa kami, proses perencanaan dan pelibatan partisipasi warga termasuk pemberdayaan perempuan masih belum optimal,” terangnya.

Kegiatan bursa inovasi desa ini, lanjut Edi, menawarkan beragam program inovasi yang tidak berorientasi produk atau pembangunan fisik saja. Namun juga berupa pemanfaatan teknologi informasi, pemberdayaan masyarakat dan peningkatan mutu pelayanan publik.

Jika menemukan program inovatif pada bursa kali ini, tambahnya, Pemdes dapat melakukan replikasi program sesuai dengan kondisi desa masing-masing. Berbagai program inovasi yang ditawarkan itu telah disusun oleh Tim Ahli TPID Kabupaten Semarang dan disesuaikan kondisi desa di Bumi Serasi.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermasdes) Kabupaten Semarang Mindarto melaporkan pihaknya menjembatani kendala Pemdes memanfaatkan dana desa lewat kegiatan Bursa Inovasi Desa ini. Menurutnya Bursa Inovasi Desa dimaksudkan agar penggunaan dana desa lebih efektif dan inovatif.

“Dengan program pembangunan yang inovatif diharapkan mutu penggunaan dana desa lebih meningkat. Sekaligus membawa dampak langsung bagi kesejahteraan warga desa,” ungkap Mindarto. (HMS/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here