IST/UNGARANNEWS.COM

UNGARANNEWS.COM. SEMARANG- Apel Kebangsaan yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menuai protes. Pasalnya, kegiatan tersebut menggunakan dana APBD Jateng yang jumlahnya cukup fantastis sebesar Rp 18 miliar. Angka tersebut jika digunakan untuk merenovasi rumah sakit bisa untuk membuat gedung megah bertingkat. Kegiatan yang dikemas dalam pentas “Kita Merah Putih” akan digelar di lapangan Pancasila, Simpang Lima, Semarang, Minggu (17/3/2019) dinilai potensi didompleng kegiatan politik menjelang Pemilu 17 April 2019 mendatang.

Aktivis Omah Publik, Nanang Setyono mempertanyakan sumber dana yang berasal dari APBD murni 2019 itu, dan seharusnya sudah disahkan 2018 lalu. Selain itu berdasarkan informasi peserta akan didominasi Aparat Sipil Negara (ASN).

“Nilai anggaran Rp 18 miliar menurut kami terlalu fantastis jika hanya untu kegiatan pengumpulan masyarakat, apalagi menurut informasi kegiatan tersebut akan didominasi oleh ASN. Kami mempertanyakan sumber anggaran 18 M tersebut darimana? Jika bersumber dari APBD murni yang sudah disahkan pada 2018 lalu bagaimana dengan kegiatan apel ini, yang perencanaannya dilakukan setelah APBD disahkan?,” kata Nanang kepada wartawan.

Anggaran Apel Kebangsaan senilai Rp 18 M, diketahui melalui akses’ website http://lpse.jatengprov.go.id/eproc4/lelang/14413042/pengumumanlelang, yang menyebutkan diadakan dengan nama tender “Pengadaan Kegiatan Apel Kebangsaan Jawa Tengah Tahun 2019 Rampak Senandung Kebangsaan” memiliki nilai pagu paket Rp 18.764.420.000,00. Anggaran berasal dari APBD 2019 dengan instansi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah dengan satuan kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol). Pemenang tender acara hiburan tersebut, Potensindo Global, sebuah Event Organizer (EO) yang berkantor pusat di Jl Letjen Suprapto 37a Sidomulyo, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang.

Rencana kegiatan ini akan dihadiri Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, KH. Maimun Zubair, Habib Luthfi, Gus Muwafiq, KH Munif Zuhri, Prof Mahfud MD, KH Ahmad Daroji, Uskup Rubiatmoko (Keuskupan Agung Semarang), Pendeta Eka Laksa (PGI), Nyoman Suraharta (PHDI), Go Boen Tjien (Matakin) dan Pujianto (Walubi).

Selain itu menampilkan hiburan grup band Slank, Letto, Armada, Virza, Nella Kharisma dengan MC Vincent-Desta dan Cak Lontong.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjawab sejumlah kritik terhadap pelaksaanaan acara Apel Kebangsaan ‘Kita Merah Putih’ itu mengatakan pengadaan anggaran acara yang mencapai Rp18 miliar sesuai prosedur yang berlaku.

“Kami sangat transparan, maka siapapun bisa melihat. Soal tidak sepakat dengan jumlah ‘monggo’, tapi kami harus menghadirkan seluruh masyarakat di Jawa Tengah,” kata Ganjar di Semarang, Jumat (15/3) malam.

Menurut Ganjar, besar kecilnya anggaran kegiatan itu bersifat relatif. Ganjar memastikan acara yang bakal digelar di Lapangan Pancasila, kawasan Simpang Lima Semarang itu bakal dihadiri sampai 130 ribu orang yang berasal dari 35 kabupaten/kota.

Ganjar menepis besarnya anggaran tersebut berpotensi koruptif. Ganjar memastikan akan mengelola anggaran tersebut secara transparan kepada publik. “Kalau kami mau sembunyi sembunyi, gak, kami buka kok, makanya semua orang bisa buka, itu hebatnya (transparansi) Jawa Tengah,” ujarnya.

Ganjar memastikan pihaknya terbuka membuka untuk dikritisi berbagai pihak. “Soal tidak sepakat jumlah anggaran gak apa-apa, tapi kita bisa jelaskan,” kata politikus PDI Perjuangan itu.

Menanggapi pernyataan Gubernur Jateng itu, aktivis salah satu LSM di Jawa Tengah mengatakan pernyataan Ganjar seakan meremehkan nilai anggaran negara yang seharusnya dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Anggaran sebesar Rp 18 miliar disebutkan lebih bermanfaat digunakan untuk kemaslahatan untuk pembangunan fisik, misalkan rumah sakit yang saat ini masih banyak membutuhkan bantuan untuk kelengkapan pelayanan kesehatan.

“Anggaran Rp 18 miliar dalam kegiatan Kita Merah Putih telihat lebih menonjol acara hiburannya. Untuk mendatangkan artis sebanyak itu memang butuh biaya banyak, tapi lebih bermanfaat mana jika digunakan untuk membangun masjid atau mengentas kemiskinan di Jawa Tengah yang belum tuntas. Pernyataannya seakan orang tidak punya hati saja,” ujarnya tanpa mau disebut identitasnya.

Sementara itu, saat wartawan mendatangi kantor Potensindo Global di Ungaran, terlihat kantor berlantai dua itu sepi. Di dalam ada seorang tenaga tenaga lapangan, Novi dan temannya. Menurut penuturan Novi, atasan dan staf Potensindo sudah berada di Semarang.

“Kantor sepi pak, semua teman pada turun (ke Semarang, red) mempersiapkan acara,” ujarnya. Saat ditanya adanya protes dari berbagai lembaga publik, menurutnya, pihak Potensindo sudah tahu. “Itu sudah ramai kemarin. Kita yang penting kerja, tidak mengurusi hal-hal (kekisruhan) itu. Itu bukan urusan kita,” ujarnya. (jtp/abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here