
UNGARANNEWS.COM. WONOSOBO- Ribuan warga tumpah ruah mengikuti kegiatan Festival Dasasura di Lapangan Desa Bomerto, Kecamatan Wonosobo, Selasa (10/09/2019).
Sebanyak 1.000 ingkung mewarnai tradisi budaya tahunan ini. Acara tersebut sebagai wujud rasa syukur warga terhadap anugerah yang telah dilimpahkan Tuhan dalam kelimpahan air dan kesuburan alam desa.
“Acara sekaligus untuk melaksanakan merti desa sebagai wujud rasa syukur warga, hal lain menciptakan wisata kebudayaan di desa bomerto,” ungkap Pj Kades Bomerto Eko Widi Nugroho.
Hadir dalam acara tersebut, Kadisparbud One Andang Wardoyo, Dandim 0707/Wonosobo Letkol Czi Wiwid Wahyu Hidayat, Camat Wonosobo Zulfa Akhsan Alim K, Danramil Wonosobo, tamu undangan dan ribuan warga.
Berbagai kegiatan, Festival Dasasura diantaranya adalah ziarah kubur, pengajian yang diisi oleh Gus Candra Malik dari Jakarta, dilanjutkan bibit pengambilan 4 mata air serta kembul bujono 1.000 ingkung dan pentas wayang kulit dua hari dua malam.
Digelarnya Festival Dasasura sekaligus untuk menciptakan wisata kebudayaan di Desa Bomerto, terutama di Dusun Laranga karena di Dusun Larangan inilah cikal bakal didakannya dasasura. Kedepan, rencananya Festival Dasasura ini akan dikolaborasikan dengan wisata alam di Desa Tlogojati.
“Agenda tahun depan akan dikolbarasikan dengan desa lain yang memiliki potesni alam, seperti Tlogojati. Wsatawan berkunjung akan mendapatkan banyak pilihan, selain keindahan alam dan juga seni budaya,” tambahnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan One Andang Wardoyo mengatakan bahwa banyaknya even budaya di Wonosobo ini menunjukan bahwa masyarakat mulai menyadari bahwa kebudayaan menjadi salah satu kekuatan untuk membangun karakter dan membangkitkan ekonomi masyarakat.
“Semakin banyak kegiatan seperti ini maka masyarakat akan datang kembali. Kegiatan ini masih kita serahkan ke komunitas, sedangkan Disparbud belum melakukan apa-apa terhadap kegiatan ini,” ungkapnya.
Menurutnya, di Desa Bomerto ini terdapat potensi yang luar biasa, pertama ada Dusun Bomerto yang kuat dalam kebudayaan Islam, kemudian Desa Larangan yang kuat di dalam kebudayaan Jawa serta Dusun Wonojoyo yang merupakan perpaduan kedua dusun tersebut.
Hal ini jika dikolaborasikan dan dilakukan bersama-sama maka akan menjadikan kegiatan yang luar biasa. (meks/tm)