Ketua Pengurus TPS 3R Bergas Kidul, Kecamatan Bergas, Abdul Aziz (kiri) bersama Ketua Panitia Kongres Sampah Kesongo, Putut Yulianto (kanan) saat rapat persiapan kongres. FOTO:IST/DOK PEMPROV JATENG

UNGARANNEWS.COM. BERGAS- Kongres Sampah akan digelar selama dua hari mulai Sabtu (12/10/2019) pagi ini hingga Minggu (12-13/10) besok dipusatkan di Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

Acara Kongres Sampah yang pertama kali digelar di Indonesia ini sangat istimewa. Sesuai daftar konfirmasi undangan yang didapat UNGARANEWS.COM, diketahui acara akan dihadiri sejumlah pejabat pusat hingga pejabat desa.

Mulai dari warga, akademisi, aktivis, pejabat pemerintah, hingga pengusaha akan berkumpul pada Kongres Sampah. Diantaranya akan dihadiri Gubernur Jawa Tengah dan jajaran pimpinan daerah di Jawa Tengah.

Kongres tentunya akan semakin berbobot dengan diundangnya para akademisi dari seluruh universitasa di Jawa Tengah. Sementara itu, untuk akademisi, yang bakal terlibat sebanyak 77 orang dari seluruh universitas di Jawa Tengah.

Ketua Pengurus Tempat Pembuangan Sementara (TPS) 3R Bergas Kidul, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Abdul Aziz menyambut kongres yang akan berlangsung penuh rasa syukur dan kelegaan. Pasalnya, sudah lama persoalan sampah menjadi momok dalam masyarakat belum mendapatkan penanganan secara tuntas dari pemerintah daerah.

“Kami selaku para pengelola TPS beberapa hari lalu sudah diundang ke Provonsi untuk membahas acara Kongres. Kami harapkan melalui kongres bisa muncul keputusan yang akan mengikat pemerintah pusat hingga desa. Bahkan, hingga ke tingkat TPS-TPS yang ada di lingkungan masyarakat,”  ujarnya kepada UNGARANNEWS.COM, Sabtu (12/10/2019) pagi ini.

Menurutnya, TPS 3R yang dikelola hingga saat ini belum sampai pada tahap pengelolaan yang memadai. Sebatas sentralisasi pembuangan sampah untuk diteruskan pengangkutan pembuangannya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

“Kendala yang kami hadapi karena kekurangan operator pengelolaan. Di Bergas Kidul ada 1.500 rumah tangga, pembuangan sampah mereka di tempat kami, tapi operator pengelola sampah yang kami punyai hanya 3 orang,” paparnya.

Keterbatasan tenaga kerja tersebut, menurut Aziz menjadikan fungsi TPS kurang maksimal, hanya mengelola untuk memilah sampah daur ulang dengan residu. Sampah daur ulang belum mampu dikelola sendiri, sedangkan sampah residu dibuang ke TPA.

“Kami berharap perhatian dari pemerintah daerah dan desa dalam mengatasi kendala yang ada di TPS kami. Ini masalah yang ada di tempat kami, belum masalah di TPS lainnya, tentu membutuhkan penanganan yang serius dan kontinyu,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Kongres Sampah, Putut Yulianto mengatakan acara ini diinisiasi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Kementerian Lingkungan Hidup. Kehadiran elemen-elemen di kongres guna membahas tuntas penanganan sampah di Tanah Air.

Seluruh elemen tersebut bakal mengikuti segenap rangkaian acara kongres, dari pameran hingga sidang komisi. Keterlibatan elemen-elemen tersebut di Kongres Sampah diharapkan dapat menghasilkan formula ampuh untuk penanganan sampah ke depan, terutama soal edukasi ke masyarakat.

“Untuk pengusaha akan hadir ada 27 perusahaan yang punya keterkaitan dengan sampah. Praktisi ada 26 orang ditambah 430 komunitas. Bahkan perkumpulan pemulung juga bakal ikut hadir,” tandas Putut dalam rilisnya. (abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here