
UNGARANNEWS.COM. TEGAL– Berawal dari penemuan ceceran darah segar di dalam kamarnya, Sariah (51) Desa Kendayakan, RT 01/ RW 02, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal khawatir dengan nasib yang menimpa suaminya, Rohadi (58). Anehnya, ia hanya menemukan ceceran darah tapi ditemukan keberadaan korban.
Sariah semakin bertambah curiga, lantas ia melaporkan ke pihak kepolisian. Belakangan diketahui Rohadi telah tewas dengan luka di sekujur tubuhnya akibat benda tajam. Jasad korban ditemukan dalam septic tank dan dalam kondisi dicor semen. Pelaku pembunuhan sadis itu ternyata adalah anak kandung sendiri, Wahudin (28).
Kapolres Tegal AKBP Dwi Agus Priantno SIK MH, melalui Kapolsek Warureja Iptu Nugroho Santoso membenarkan insiden berdarah tersebut. Dia mengaku baru menerima laporan dari istri korban pada pukul 17.45 petang.
”Dia (Sariah, red) yang petang itu baru pulang ke rumah dari kegiatan di sawah sempat melihat adanya ceceran darah di kamar suaminya. Selanjutnya diantar beberapa warga, istri korban melaporkan insiden tersebut ke pihak kami,” ujarnya kepada wartawan Kamis (31/10/2019) pagi.
Sang pelaku yang juga merupakan anak korban sudah teridentifikasi. Dari penyelidikan yang dilakukan, usai menghabisi ayah kanudngnya, pelaku hendak menyembunyikan jasad korban dengan cara memasukkan jasad tersebut ke dalam septic tank dan dicor atau disemen. Jasad sang bapak itu sempat digulung dengan karpet seadanya sebelum dibuang ke septic tank rumah.
”Usai membunuh sang bapak, pelaku langsung menyerahkan diri ke warga setempat, dan dibawa warga menuju mapolsek,” jelasnya.
Polisi kemudian mengamankan barang bukti berupa kampak dengan pegangan kayu sepanjang 70 cm, tikar plastic coklat untuk membungkus korban, tali plastik yang digunakan untuk mengikat tikar dan satu buah sarung merah bermortif kotak-kotak.
Dari hasil pemerikasaan Dr Rosalina di RSUD Suradadi, korban mengalami beberapa luka parah. Antara lain, luka terbuka di bawah leher, luka terbuka di bagian dagu tengah sampai mengenai gigi bawah, luka terbuka di bawah dagu dan luka sayatan di punggung.
Anehnya, setelah membunuh ayah kandungnya, pelaku seakan tidak memiliki penyesalan sama sekali. Pelaku justru mengaku sudah membulatkan niatnya untuk melukai dan membunuh bapaknya, lantaran korban menjalin asmara dengan wanita selain ibunya.
”Saya (pelaku, red) sudah berencana lama melukai bapak. Aku kesel bapak pacaran lagi dengan tetangga sebelah. Sudah banyak buktinya. Selingkuhannya pernah dikasih motor oleh bapak,” kata Wahudin.
Di saat prasangka buruk terhadap bapaknya memuncak, pelaku melampiaskan dengan menghujamkan kampak secara bertubi-tubi di tubuh bapaknya. Diperkirakan aksi itu dilakukan pelaku pada siang hari, sebelum diketahui oleh ibunya.
Pelaku yang selama ini tinggal bersama bapak dan ibunya itu merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Pelaku juga mengaku sempat menyembunyikan kampak di areal makam sebelum dirinya menyerahkan diri kepada warga setempat.
”Saya takut untuk kabur. Nanti malah dihukum lebih berat. Yang penting dendam saya sama bapak sudah selesai,” ungkap pelaku saat ditanya wartawan.
Dugaan sementara tersangka tega menghabisi nyawa bapak kandungnya secara sadis diduga karena mengalami sakit jiwa. Hal itu dikuatkan dari keterangan Kepala Desa Kendayakan, Rasikun. Dia menuturkan bahwa pelaku sebelumnya sempat menjalani perawatan intensif di ruang observasi gangguan kejiwaan Flamboyan RS Mitra Siaga Texin Kabupaten Tegal.
”Seingat saya, dia (pelaku) sudah tiga kali harus rawat inap di sana sejak 2016 dan berlanjut di 2017. Terakhir, dia (pelaku) kembali menjalani rawat inap pada Ramadan 2019 lalu,” ungkapnya.
Meskipun, lanjut dia, sepulang dari rawat inap, pelaku memiliki keseharian yang wajar seperti orang biasa pada umumnya. (rateg/tm)