UNGARANNEWS.COM. KLATEN- Sebanyak lima warga Kabupaten Klaten meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD) sepanjang Januari- November 2019. Disisi lain, Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten mulai meningkatkan kewaspadaan guna mencegah perkembangan jentik nyamuk saat memasuki musim hujan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Klaten, Cahyono Widodo mengatakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Klaten dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Pada 2015 ada 525 kasus, 2016 naik menjadi 703 kasus, 2017 turun menjadi 100 kasus, 2018 hanya 20 kasus, dan tahun 2019 sementara naik lagi diangka 311 kasus. Diprediksi jumlah kasus itu akan bisa bertambah hingga akhir tahun.
“Dari 311 kasus yang terjadi sudah mengakibatkan lima orang meninggal dunia. Nah ini yang perlu diwaspadai karena akhir tahun sudah masuk musim hujan,” ujarnya usai menghadiri acara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan Grebeg Jentik di Desa Gunung Gajah, Kecamatan Bayat, kemarin.
Lebih lanjut disampaikan, guna mencegah kasus DBD butuh kerjasama dari banyak pihak. Salah satunya untuk rutin melakukan PSN disekitaran rumah masing- masing. Sementara dalam pelaksanannya itu, masyarakat butuh pendamping yang handal dan mau terjun langsung untuk memberikan pengarahan sekaligus praktek yang benar.
“Peran kader dan tokoh masyarakat sangat dibutuhkan,” imbuhnya.
Saat ini, lanjut Cahyono, di Klaten sudah ada kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang tergabung dalam Srikandi Jumantik Kabupaten Klaten. Sehingga, peran kader Jumantik ini harus benar- benar dimaksimalkan terutama saat masuk musim hujan.
“Harapan kami pertemuan pemantauan PSN dan Grebeg Jentik ini bisa menggalang komitmen pemangku kepentingan dalam pencegahan dan pengendalian DBD. Dan yang paling utama adalah untuk memantau pelaksanaan gerakan PSN di masyarakat,” kata dia.
Ketua Srikandi Jumantik Desa Gunung Gajah, Kecamatan Bayat, Maria Sulistyowati menjelaskan jumlah personil Srikandi Jumantik di Desa Gunung Gajah ada 36 orang. Selama ini secara sukarela mereka mengadakan sosialisasi dan gotong royong PSN ditingkat RT dan RW setiap minggunya.
“Kita ingin agar Desa Gunung Gajah terbebas dari jentik-jentik dan terbebas dari penyakit DBD. Karena untuk menghindari DBD harus menjaga kebersihan lingkungan yang dimulai dari masyarakat,” kata Maria.
Sementara itu, Bupati Klaten, Sri Mulyani yang hadir dalam kegiatan itu meminta kepada Srikandi Jumantik yang ada di semua desa dan kelurahan agar terus melakukan sosialisasi tentang pentingnya PSN pada musim pancaroba seperti ini.
“Ini sudah akan masuk musim hujan. Maka butuh kerja keras dari semua pihak. Sehingga nantinya Klaten tidak ditemukan kasus DBD lagi,” kata Mulyani. (dbs/tm)