Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi didampingi Bupati Semarang H Ngesti Nugraha meninjau lokasi pengungsian korban gempa di Pojoksari, Ambarawa, Senin (25/10). FOTO:UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. AMBARAWA- Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi memastikan tidak ada kerusakan harta benda yang berat ataupun korban jiwa akibat gempa bumi yang terjadi di Ambarawa dan sekitarnya sejak Sabtu lalu.

“Tidak ada rumah atau apapun yang fluktuatif. Masyarakat kesini (tenda pengungsian) hanya trauma,” katanya kepada para wartawan usai meninjau tenda pengungsian warga di lingkungan Rawa Bajul Kelurahan Pojoksari, Ambarawa, Senin (25/10/2021).

Didampingi Bupati H Ngesti Nugraha, Kapolres AKBP Yovan Fatika Handhiska Aprilaya, Dandim 0714 Letkol Inf Loka Jaya Sembada, Kapolda menyapa para warga di tenda pengungsian.Tak hanya itu, Kapolda juga memberikan paket bantuan kepada perwakilan warga.

Dijelaskan oleh Kapolda, dari delapan kecamatan yang merasakan getaran gempa, ada tiga titik yang relatif cukup kuat. Salah satunya di kelurahan Pojok Sari Ambarawa.

Di Pojoksari ada sekitar 200 warga termasuk 80 anak-anak yang memilih tinggal di tenda pengungsian.

Meskipun berdampak tidak parah lanjut Kapolda, pihaknya telah menyiapkan dapur umum yang siap digunakan untuk membantu warga yang membutuhkan.

Bupati H Ngesti Nugraha menngunjungi dan menghibur anak-anak korban gempa Ambarawa yang tinggal di dalam tenda, Senin (25/10/2021). FOTO:UNGARANNEWS

Bupati Ngesti Nugraha usai peninjauan mengatakan akan menyiapkan logistik yang dibutuhkan warga. “Dapur umum akan didirikan dan yang memasak nantinya ibu-ibu warga,” tegasnya.

Sementara itu perwakilan BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara Heri Susanto menjelaskan sampai dengan pukul 05.00 WIB hari Senin (25/10/2021) telah terjadi 34 kali gempa bumi. Kekuatan tertinggi tercatat 3.2 magnitudo.

“Kami akan menempatkan alat deteksi gempa di 30 titik,” terangnya. Baca Juga: Gempa Berkekuatan 2.5 SR Pagi Ini Kembali Guncang Ambarawa

Gubernur Jawa tengah Ganjar Pranowo meminta warga di daerah pegunungan siaga terkait gempa akibat pergerakan sesar, sehingga dapat mengurangi risiko bencana yang ditimbulkan.

“Saya ingatkan daerah lain agar siaga seperti pegunungan tengah, yakni Wonosobo, Temanggung, Purworejo, Purbalingga, Cilacap, Banyumas, itu rawan longsor,” kata Ganjar Pranowo di Semarang, kemarin.

Ganjar menjelaskan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jateng bersama tim geologi terus memantau pergerakan sesar yang mengakibatkan terjadinya rentetan gempa bumi di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang.

“Ini terus dipantau, apakah sudah mencapai keseimbangannya, karena tim lagi bekerja, maka diasumsikan kita mesti siaga di daerah-daerah sesar,” ujarnya.

Sebagai tindak lanjut penanganan gempa di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang, Ganjar mengaku sudah berkomunikasi dengan kepala daerah di dua wilayah tersebut.

Warga di lingkungan Rawa Bajul Kelurahan Pojoksari, Ambarawa, bertahan tinggal di tenda penampungan, Senin (25/10/2021). FOTO:UNGARANNEWS

Ganjar meminta segera digelar apel siaga yang melibatkan Forkompimda dan sukarelawan sebagai bentuk kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana pada musim hujan, tidak hanya gempa saja.

Sementara itu, RSUD dr Gunawan Mangunkusumo Ambarawa, melakukan antisipasi gempa beruntun dengan mengevakuasi pasien ke lantai 1. BPBD Kabupaten Semarang juga mendirikan tenda darurat di sana.

Direktur RSUD dr Gunawan Mangunkusumo Ambarawa, Hasty Wulandari, mengatakan evakuasi dilakukan dengan memindahkan pasien di lantai 3 dan 2 ke lantai 1. Namun ada juga yang dievakuasi ke RS dr Gondo Suwarno (RSGS) yaitu pasien COVID-19.

“Semua pasien lainnya saat Sabtu sore-malam Minggu yang dirawat di lantai 2 dan 3 kita pindah ke lantai 1. Karena yang khusus COVID tidak mungkin kita campur ke lantai 1 jadi kita oper rawat ke RSGS. Hanya 2 pasien yang kita oper ke RSGS,” jelas Hasty lewat pesan singkat, Senin (25/10). (ist/abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here