Bupati Semarang H Ngesti Nugraha menyerahkan wayang Semar kepada dalang muda Ki Joko Pitoyo sebelum pagelaran, Minggu (7/11/2021) malam. FOTO:SAFRI/UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. RUMAH DINAS- Anak-anak muda Kabupaten Semarang mampu menujukkan eksistensinya melestarikan seni budaya pewayangan dan karawitan. Mereka adalah sekumpulan siswa dan mahasiswa lulusan sekolah kesenian di Yogyakarta dan Solo.

Puluhan anak muda asli Kabupaten Semarang tersebut bergabung dalam pertunjukan wayang kulit digelar dalam rangka Hari Wayang Nasional di pendapa rumah dinas Bupati Semarang Jalan Ahmad Yani Ungaran, Minggu (7/11/2021) malam.

Meski tampil perdana mereka mampu menunjukan kemampuan tidak kalah dengan dalang dan pengrawit senior. Aksi menarik juga ditunjukan para pesinden muda, meski suaranya masih terdengar seperti gadis muda.

Pagelaran wayang kulit dalam rangka Hari Wayang Nasional di pendapa rumah dinas Bupati Semarang, Minggu (7/11/2021) malam. FOTO:UNGARANNEWS

Ketuan Dewan Kesenian Kabupaten Semarang Sarwoto Dower mengatakan, seniman muda dalam pagelaran merupakan potensi baru penerus kesenian. Umur mereka rata-rata masih di bawah 23 tahun atau U-23.

“Ini penampilan perdana anak-anak Kabupaten Semarang. Mereka terhimpun dari beberapa sekolahan dan kampus kesenian. Dikumpulkan dalam waktu singkat untuk tampil mengisi peringatan Hari Wayang Nasional,” ujarnya di sela-sela acara.

Disebutkan Sarwoto, khusus untuk tiga dalang muda yang tampil dalam pagelaran ini, ia sebagai seniman senior cukup mengenalnya. Mereka adalah Ki Joko Pitoyo asal Kecamatan Kaliwungu, Ki Muhammad Kholil asal Pabelan, dan Ki Atanatius Alan Darma Saputra asal Bergas.

Pesinden muda turut memeriahkan pagelaran wayang kulit dalam rangka Hari Wayang Nasional di pendapa rumah dinas Bupati Semarang, Minggu (7/11/2021) malam. FOTO:SAFRI/UNGARANNEWS

“Semuanya masih berusia di bawah 23 tahun. Potensi mereka cukup melegakan merupakan seniman penerus kita mendatang. Kami berterima kasih Pemkab Semarang memfasilitasi pagelaran ini,” tandasnya.

Kasi Kesenian dan Nilai-Nilai Budaya Disdikbudpora Kabupaten Semarang, Supriyono mengatakan, sangat bangga dan puas melihat penampilan para seniman pewayangan dan karawitan U-23 tahun.

“Disdikbudpora meramu dan mengumpukan talenta muda dari anak-anak muda khususnya lulusan dari ISI, STSI, dan SMKI Yogyakarta dan Solo. Semua asli Kabupaten Semarang. Hasilnya dapat kita saksikan mereka tampil memuaskan,” ujarnya.

Setelah petunjukan ini, kedepan anak-anak muda ini akan dibuatkan paguyuban agar tetap eksis memajukan seni karawitan. “Kita menunggu restu dari bapak Bupati menentukan nama paguyubannya apa, harapan kita eksistensi mereka bisa langgeng memajukan seni pedalangan,” tambahnya.

Bupati Semarang H Ngesti Nugraha memberikan sambutan pagelaran wayang kulit dalam rangka Hari Wayang Nasional di pendapa rumah dinas Bupati, Minggu (7/11/2021) malam. FOTO:SAFRI/UNGARANNEWS

Bupati Semarang H Ngesti Nugraha dalam sambutan menyampaikan selamat Hari Wayang Nasional kepada seluruh seniman, Forkopimda, para pimpinan OPD dan Camat yang hadir di pendapa.

“Seluruh pengrawit merupakan warga Kabupaten Semarang. Anak-anak muda yang punya potensi besar melestarikan budaya pedalangan khususnya di Kabupaten Semarang. Kita dukung bersama untuk turut membangun kesenian dan pembangunan daerah,” ujar Bupati yang turut menyaksikan bersama Wakil Bupati H Basari.

Menurutnya, Pemkab Semarang telah memberikan bantuan 3.000 kelompok kesenian dengan nilai aggaran sebesar Rp 10 miliar. Selain itu memberikan bantuan khusus bagi 200 kelompok kesenian pentas dengan anggaran sebesar Rp 1 miliar.

“Bantuan diberikan sebagai wujud dukungan Pemkab untuk kelangsungan pelaku seniman dan kelestarian seni budaya. Seperti potensi anak-anak muda ini kita dukung bersama semoga seni pedalangan tetap lestari,” tandasnya. (abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here