Tim KKN UNW Ungaran menunjukkan kerajinan fungsional hasil ollah sampah padat bersama ibu-ibu PKK Karangduren. FOTO:UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. TENGARAN- Masalah sampah selalu menjadi momok di mana-mana, begitu juga yang terjadi di Desa Karangduren, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Keberadaan sampah yang belum dikelola secara benar menjadi masalah pencemaran yang mengancam lingkungan dan masayarakat sekitar.

Selama ini masyarakat mengatasi dengan mengumpulkan di pekarangan rumah lalu dibakar. Padahal, jika hal ini dilakukan terus-menerus maka berakibat pada penurunan kesuburan tanah. Terlebih lagi di musim kemarau seperti saat ini cukup mengkhawatirkan, dapat menyebabkan kebakaran, begitu juga mengganggu pernafasan.

Mengentas masalah tersebut Tim KKN Universitas Ngudi Waluyo (UNW) Ungaran dipandu Dosen Pembimbing Lapangan, Riva Mustika Anugrah, S.Gz.,M.Gizi berupaya memberikan solusi melalui pembinaan pengelolaan sampah padat menjadi barang fungsional yang bernilai ekonomis tinggi.

Pembinaan pengolahan sampah dilaksanakan kemarin di Posko KKN UNW Desa Karangduren. Kegiatan ini merupakan salah satu output dari kegiatan seminar yang sebelumnya telah dilaksanakan mengusung tema “Gembira Bersama Kelola Sampah Menuju Hidup Bersih dan Sehat di Desa Karangduren” di Balai Desa Karangduren.

Pelatih kegiatan Pembinaan Pengolahan Sampah, Kristanto Irawan Putra mengatakan sampah dapat diolah menjadi beberapa barang fungsional seperti piring, tas, lampu, topi, pot bunga, bunga dan masih banyak lainnya.

Dalam kegiatan pembinaan pengolahan sampah ini, salah satu yang dikelola yaitu sampah minuman gelas plastik untuk dijadikan piring.

“Saya berharap setelah kegiatan ini jumlah sampah di Desa Karangduren dapat berkurang dan tidak ada lagi masyarakat yang membakar sampah. Melainkan digunakan untuk membuat kerajinan tangan yang unik dan menarik,” ujarnya.

Cara membuat salah satu kerajinan seperti piring dari bahan sampah, lanjut Kristanto cukup mudah. Pertama yang perlu disiapkan alat dan bahan yakni sampah minuman gelas plastik, gunting, benang, jarum jahit, lem tembak dan lem bakar.

Sebanyak 22 buah sampah minuman gelas plastik, gunting bagian bibir gelas  dengan rapi. Susun memanjang bagian atas minuman gelas plastikyang sudah digunting sebanyak 18 buah.

Kemudian, menyambung masing-masing bagian atas minuman gelas plastik dengan cara dijahit. Atur sambungan gelas plastik yang telah dijahit tersebut membentuk pola menjadi piring.

Lalu, alas piring dibuat dengan cara menyusun bagian atas minuman gelas plastik yang sudah digunting secara melingkar sebanyak 4 buah dengan menggunakan lem tembak.

Sambung bagian atas dan bagian bawah piring dengan cara dijahit dan direkatkan dengan lem tembak. Hasilnya, sebuah kerajinan berbentuk piring siap digunakan sesuai keperluan.

Kristanto menambahkan setelah diadakan kegiatan ini pelatihan pembuatan kerajinan dari sampah padat bisa diteruskan oleh Tim KKN UNW lebih cermat dan detil dengan inovasi yang lain.

“Kerajinan daur ulang dari sampah sangat besar sekali manfaatnya, dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi warga, selain itu dapat mengurangi tumpukan sampah. Juga dapat menjadikan lingkungan lebih sehat,” ungkapnya.

Kristanto yang memiliki komunitas yang bergerak dalam bidang pengolahan sampah, menyatakan siap untuk menampung hasil kerajinan daur ulang sampah dari ibu-ibu PKK Desa Karangduren. (ril/abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here